"Mama!!" Setelah membuka pintu utama, Lena berlari ke segala penjuru rumah. Mencari keberadaan Mamanya.Tempat pertama yang dituju adalah ruang keluarga. Mengingat sudah pukul sembilan malam, -biasanya- kedua orang tuanya itu tengah bersantai. "Ma?"
Tidak ada jawaban.
"Kok nggak ada sih?" gumamnya pelan. Cewek itu berjalan menuju kamar kedua orang tuanya, mungkin sudah tidur.
Ceklek
Lena menyembulkan kepalanya, "Mama?" panggilnya lagi.
Menggaruk belakang lehernya, Lena Mendengkus kesal, "Nggak ada."
Berkacak pinggang, akhirnya Lena memutuskan menuju kamarnya. Bertemu Mamanya ia tunda. Mungkin kedua orang tuanya itu pergi. Lebih baik ia berselancar di pulau kapuk saja.
Sibuk melepas alas kakinya, samar-samar Lena mendengar suara tawa, lebih dari satu orang. Penasaran, cewek itu berjalan menuju asal sumber. Dari atas balkon kamarnya, Lena berusaha melongokkan leher. Terlihat siluet dua orang dan masih terdengar tawa mereka. Lena menahan senyum, dengan cepat cewek itu menuju gazebo belakang rumahnya, tempat kedua orang itu.
***
Gadis dengan balutan baju tidur itu berdecak kesal, "Dicariin ternyata di sini." ucapnya.
Refleks kedua orang itu menoleh bersamaan, "Ehh, anak Mama. Udah pulang?"
Mengerucutkan bibirnya, Lena membalas, "Kenapa, masih mau pacaran?"
"Ya, kalau kamu nggak datang. Lanjut sampai nanti tengah malam." kata Aren santai. Mendengar itu, Dira langsung menepuk paha suaminya kencang.
Sempat melotot, Lena mengangguk beberapa kali, "Ohh, yaudah. Lena balik aja .tidur." katanya sembari berbalik badan.
"Nggak gitu Lena, sini deh." Lena menekuk bibir atasnya. Cewek itu berjalan malas ke arah gazebo lalu mendaratkan pantatnya diantara kedua orang tuanya. "Anak Mama tadi mau ngomong apa, hm?"
Mamanya berucap begitu, Lena jadi teringat tujunannya mencari Mamanya tadi. Langsung saja Lena memeluk erat tubuh Mamanya, "Makasih, Ma. makasih udah bantuin Lena bebasin Alan. Lena seneng banget."
"Iya, sama-sama." Dira mengelus rambut anaknya pelan. Sudah seminggu lebih Lena tak bersikap manja seperti ini padanya. "Benar kata kamu, Mama yang harusnya berterima kasih sama Alan. Dia udah bawa kamu keluar dari gor tua itu dan ngobatin luka kamu. Ya, walaupun caranya sedikit salah."
Lena hanya tersenyum di balik dekapan Mamanya.
Melihat keluarganya kembali seperti seminggu yang lalu -tidak ada masalah apapun. Aren mengulas senyum cerah. Terimakasih Tuhan. Terimakasih telah mengembalikan senyum bahagia keduanya di depan dirinya. Aren sangat sangat bersyukur. Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILLENA
Teen FictionAillena Nerissa. Gadis ceria yang memiliki banyak teman laki-laki dan satu perempuan-teman semeja lebih tepatnya. Gadis friendly pecinta permen gagang ini menyukai teman satu angkatannya, bukan cinta dalam diam melainkan cinta dalam bar-bar. Sampai...