38. LO DIMANA?!

61 3 0
                                    

Seberapa keras kamu menjauhi sahabatmu karena seseorang yang berarti dalam hidupmu. Tetap tak bisa kamu melakukannya, sebab rasa benci itu tidak hadir dari hati. Melainkan hanya paksaan semata.

AILLENA

***

Ardan                     

Dan

Hmm


Lo bisa lacak
HP orang kan?

Bisa, kenapa?

Gue mau minta tolong

Lacak HP-nya Lena

Ohh, pacar lo itu
Dia kenapa?

Bukan pacar gue
Cuma temen

Ilang

Oke lah

Ehh, tp gue
nggak punya no-nya

Harus pake no

Gue send

Erland mengeratkan ponsel dalam genggamannya, pikiran negatif mulai merasuki otaknya. Kakinya juga tidak bisa diam. Bergerak gelisah.

Perasaan Erland kali ini campur aduk. Antara khawatir, takut, dan merasa bersalah.

Takut Aillena terjadi apa-apa.

Kalau sampai terjadi sesuatu pada Lena, entah apa yang akan Erland lakukan pada dirinya. Yang jelas, ia sangat marah.

Suara dering ponsel yang digenggam Erland bergetar sekali. Tanda pesan masuk.

Ardan

Temen lo ada
di jalan batu ijo.
Deket gor tua.

Gor apa?!

Gor bulu tangkis

Erland langsung menyambar jaket juga kunci motornya. Dengan kecepatan di atas rata-rata, Erland menerobos jalanan sedikit lengang. Malam hari ini. 

Cowok itu menggerang kesal saat rintik hujan mulai membasahi pakaiannya. Dan sialnya, ia tidak membawa jas hujan.

Berkali-kali Erland mengucapkan kata yang sama, "Lena, semoga lo nggak papa," cowok itu menggigit bibirnya keras, menyalurkan kekhawatiran dan ketakutannya.

Erland memutar stang-nya ke kiri. Memasuki kawasan sepi dan jalan sempit, "Lena, lo di mana sih?" gumamnya. "Gue khawatir."

Memarkirkan motor sembarangan, Erland melangkah memasuki GOR tua di depannya. "Lo ngapain dateng ke sini, coba?" gumamnya, lagi.

Berjalan menuju pintu utama GOR, karena sudah terbuka lebar. Erland menyapu pandangannya ke seluruh penjuru GOR tua itu seraya memanggil nama Lena keras. Berulang-ulang.

AILLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang