46. KEPERGIANNYA

166 6 0
                                    

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan

-AILLENA-


Ravindra Erland

***

Tok! Tok! Tok!

"Len, bangun Nak."

"Lena?"

"Len?"

Gadis dengan balutan piyama berwarna biru muda ditambah aksen bunga ukuran kecil itu menggeliat pelan. Rupanya Lena terganggu dengan suara Mamanya. Perlahan, gadis itu membuka kedua matanya lalu menguceknya bergantian. "Iya, Ma." jawabnya serak.

"Mama buka ya pintunya?"

"Iya."

Sembari merentangkan kedua tangannya, Lena melirik jam weker di atas nakas. 04.12. Masih pagi. "Kenapa, Ma?" tanyanya saat melihat Mamanya menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Cepet kamu siap-siap. Kita akan pergi jam lima pagi."

Mengerutkan keningnya, Lena kembali bersuara, "Kemana, Ma? Ini kan hari Minggu."

"Udah cepat siap-siap dulu. Mama sama Papa tunggu di bawah ya." Dira berbalik badan, sebelum benar-benar pergi dari kamar anaknya dan menutup pintu, Dira kembali bersuara, "Cepet loh, Len. Kita nggak ada waktu banyak."

"Iya." Lena berjalan ke arah kamar mandi. Cewek itu menggaruk hidungnya. 'Mau kemana sih? Hari libur aja udah heboh pagi-pagi.'

Kedua mata belum terbuka sempurna dan badan masih malas bergerak, Lena mencoba seimbang saat menuruni anak tangga. Padahal dirinya sudah mandi, namun entah kenapa nyawanya belum terkumpul semua.

Mendengar suara mobil, langkah Lena terarah ke garasi. Ia benar-benar mengantuk. Sampai penampilannya pun apa adanya. Baju Hoodie Jumper pemberian Erland di padukan dengan celana jeans beserta make up tipis.

Melihat kedua orang tuanya sudah duduk manis di dalam mobil, Lena langsung membuka pintu bagian belakang. Cewek itu menatap heran Mama dan Papanya yang sudah rapi sekali. Beda dengan dirinya yang tampil ala kadarnya. "Kita mau kemana sih, Ma, Pa? Lena bingung nih." tanyanya lagi.

"Udah kamu diam aja di situ. Nanti juga tahu kok." jawab Aren tanpa menoleh.

Lena mengerucutkan bibirnya, 'Apa susahnya sih, cuma bilang -paling- satu kata tujuan ia harus ikut pergi pagi-pagi gini.'  heran Lena dalam hati.

Bosan, Lena meraih ponsel di saku hoodienya. Cewek itu menghidupkan data seluler setelah semalaman ia matikan. Tumben sekali banyak chat masuk dari medsosnya. Biasanya hanya group kelas dan angkatan saja yang ramai, chat pribadi pun bisa dihitung dengan jari setiap harinya. Namun pagi ini, hp Lena serasa akan meledak saat bertubi-tubi dihujani dengan chat masuk.

"Ehh kok?" Lena menyatukan alisnya bingung saat melihat chat teratas dari ketua kelasnya, Gibran. Tumben sekali ketua kelasnya itu mengirim pesan lebih dahulu, biasanya Lena yang akan mencari topik obrolan.

Pak KEKE

HPBD Len

Lena menurunkan pandangannya, beralih membaca chat di bawah Gibran. Dan ternyata dari Bara.

Batuuu

Happy mbrojol Piringku🥳

Ceilah tambah tua aja lo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AILLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang