Seorang gadis mengetuk sepatu kets putihnya di trotoar pinggir jalan raya beberapa kali. Sudah hampir lima belas menit ia menunggu ojek online yang sudah di pesannya tadi. Hari ini panutan yaitu Papanya akan pulang ke rumah. Sungguh hal yang membuat ia semangat untuk ikut menjemput.
Tampak beberapa meter ia melihat motor dengan pengendara menggunakan jaket hijaunya. Gadis itu tersenyum kecil saat bapak-bapak itu menghentikan laju motornya tepat di depannya. "Mbak Lena?"
Lena mengangguk, "Iya Pak," berjalan satu langkah dan menaiki motor matic itu. Sebelumnya ia sudah mengenakan helm yang diberikan bapak ojek online.
***
"Lena, yang di almari sudah semua?" tanya Dira memastikan.
"Udah Ma, beres!" sahut Lena semangat.
Ia mendorong pelan kursi roda yang diduduki Aren. "Papa sudah bener-bener sembuh?" tanya Lena memastikan.
"Udah. Agak pusing dikit sih." Jawab Aren sekenanya.
Lena mengangguk, "Papa libur kerja kan?"
"Iya, buat istirahat sampai Papa pulih."
Lena tersenyum miring. Sekarang ia tau akan memberi punishment apa pada orang tak bertanggung jawab itu. Masa bodo dengan derajat orang itu yang menjadi kakak kelasnya. Toh paling hanya beda dua tahun saja.
"Kenapa Papa mau pulang sekarang, Papa nggak mau lebih lama lagi disini?" Seharusnya, Aren masih beberapa hari lagi melakukan perawatan di rumah sakit ini. Namun, entah kenapa laki-laki paruh baya itu ingin pulang.
"Papa kalau disini nggak bisa ngapa-ngapain, bosen."
"Sama, di rumah juga bosen, apa bedanya?"
"Bedanya, ya enak di rumah. Di rumah Papa bisa kemana-mana. Bebas pokoknya, nggak ada yang ngatur-ngatur."
"Yakin?"
Aren mengangguk mantap.
"Kalau Lena suruh orang buat jagain Papa, gimana?" Lena mengerling jahil ke arah Mamanya, yang berdiri di samping kursi roda.
"Emang Papa kamu anak kecil, Lena. Sampai kamu harus sewa orang? ada-ada aja kamu," celetuk Dira.
"Bukan sewa Ma, tapi....nyuruh. Tanpa dibayar," jawab Lena.
"Ada orang yang mau kamu suruh-suruh?" tanya Aren penasaran.
"Ada, liat aja nanti," suara Lena berhasil membuat kedua orang tuanya saling pandang dengan tatapan bingung.
***
Ceklek!
"Selamat datang kembali Papa!" sambut Lena ceria.
"Baru juga delapan hari di rumah sakit, udah kayak nggak pulang ke rumah berapa tahun aja." komentar Aren, saat anak gadisnya sedikit berlebihan.
"Hehe, nggak papa dong Pa, sekali-kali." ceringis Lena.
"Lebay!" sahut Dira yang hendak melangkah menaiki anak tangga.
"Mama mah, suka sirik," balas Lena.
"Biarain, yang penting Mama cantik," ujar Dira sembari menoleh, memberikan Lena sebuah lidah yang menjulur keluar.
"Mama narsis ya sekarang?" tanya Lena, meninggikan sedikit suaranya.
"Dari dulu Mamamu emang udah narsis, Len," celetuk Aren dari sofa depan televisi.
Lena yang masih berdiri di bawah tangga, melangkah mendekati Aren, duduk di sampingnya. "Serius, kok Lena nggak tau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AILLENA
Teen FictionAillena Nerissa. Gadis ceria yang memiliki banyak teman laki-laki dan satu perempuan-teman semeja lebih tepatnya. Gadis friendly pecinta permen gagang ini menyukai teman satu angkatannya, bukan cinta dalam diam melainkan cinta dalam bar-bar. Sampai...