27. SALAH GUE?

62 4 0
                                    

Berkali-lali gadis itu merasa risih dengan tatapan murid di sepanjang koridor yang ia lalui.

"Biasa aja, anggep angin lalu," bisik Awan tepat di samping daun telinga Lena.

Lena mencibik, bagaimana bisa ia mengabaikan dan bersifat biasa saja saat tatapan mereka seakan mematikan dan bisa membunuhnya secara perlahan.
Ditambah cibiran mereka, yang diucapkan dengan volume keras. Sengaja.

Kenapa sih manusia selalu ikut campur urusan orang lain?
Mungkin hati mereka terbuat dari serbuk iri dan dengki. Positif thinking saja. karena iri tanda tidak mampu. Jadi bisanya mereka adalah ngejulid sana-sini, menyebar hoaks.

"Kita ke kelas aku dulu ya?"

Lena menoleh, "Ngapain?"

"Ada deh, yuk," tanpa izin, cowok itu menggandeng pergelangan tangan Lena.

***

Awan menepuk kursi sebelahnya beberapa kali, "Duduk sini."

Lena mengernyit, tapi ia melaksanakan apa yang disuruh, tanpa banyak bicara.

Awan tersenyum puas, ia mulai merubah posisinya. Kepalanya ia tumpukan di atas lipatan tangannya, dan mulai memejamkan mata.

Lena menatap heran pacarnya, "Jadi, gue disuruh nemenin orang tidur? hebat juga nih cowok. Salut gue," gumamnya.

"Wan?"

"Hm."

"Kamu tidur?"

"Hm."

"Sebenarnya tadi malam kamu tidur jam berapa sih, kok pagi udah ngantuk aja?" dari dulu pertanyaan ini hanya bisa bersarang di otaknya. Ia takut hanya untuk melontarkannya saja. Takut salah bicara.

"Kepo!"

Lena menaikkan sebelah alisnya, ia mendumel. Di tanya baik-baik, jawabanya bikin orang gedeg. Ngeselin emang.

Gadis itu bangkit berdiri, ia sengaja menyenggol meja tempat Awan tidur dengan tangannya. Membuat sang korban berjengkit mengangkat kepala. Setelah itu Awan mengangkat bahunya cuek dan bodo amat. Lalu kembali pada posisi awal.

***

"Jon!"

Jordi yang sedang berjalan seketika menoleh. Ia memutar kedua bola matanya malas seraya menghembuskan nafas keras, "Nama gue Jordi Lena, astaga. Bebal banget sih lo!"

Lena hanya nyengir, ia berjalan  lebih dekat dengan Jordi, "Erland mana?"

"Ke kantin."

"Kok lo nggak ikut?"

"Dia sama ceweknya." Jawab Jordi sekenanya.

"Mia?"

"Siapa lagi?"

Lena menganggukkan kepala beberapa kali, "Ke sana yuk," ajaknya.

"Iya bentar, gue mau ajak Aksa." Jordi memutar badannya.

Lena menarik tangan Jordi, mencegahnya berbalik badan, "Biarin aja Aksa sendiri, jangan diganggu," gadis itu menyeret paksa lengan Jordi, dan diterima pasrah oleh cowok itu.

Sampai di kantin, Lena mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Erland. Gadis itu mengukir senyumnya kala menemukan Erland duduk di meja pojok.

Jordi yang mengerti situasi, seketika mencegah pergerakan Lena. Cowok itu memegang tangan Lena, membuat sang empu berhenti seketika.

Lena memberi tatapan tajam ke arah Jordi, "Apa lagi sih, Jon?"

"Lo mau jadi nyamuk?"

Lena menautkan alisnya, "Enggak, gue tetap manusia, nggak ada keinginan tuh mau jadi nyamuk," jawab Lena polos.

Jordi memijat pangkal hidungnya, "Maksud gue, lo mau ganggu orang pacaran?"

"Ganggu gimana sih, gue cuma mau duduk sama Erland, terus makan, udah itu aja."

"Tap-"

"Udah deh, lo diem. Gue mau kesana, bye." Lena melangkah menuju meja Erland, sembari menenteng sepiring batagor dan es jeruk yang ia beli tadi. Meninggalkan Jordi yang sedang menjambak rambutnya sendiri, mungkin gemas dengan kelakuan Lena.

"Hai Erland," Lena mendaratkan pantatnya di samping kiri Erland. Gadis itu beralih menatap teman satu kelasnya, ia menampilkan senyum termanis, "Hai Mia."

Erland tersenyum menjawabnya. Sedangkan Mia, dengan ogah-ogahan gadis itu menjawab sapaan Lena.

Tak Lama Jordi ikut duduk, bergabung dengan Lena. Dengan rambut yang kusut tak tertata.

"Lo abis ngapain Jo?" Erland tersenyum geli.

"Keramas," jawab Jordi asal.

Erland mengangguk, ia beralih menatap sahabat dari kecilnya, "Mau coba, Len?" Erland menyondorkan semangkuk baksonya.

Gadis itu berbinar, "Mau!" Lena menarik semangkuk bakso Erland, "Lo mau batagor gue?" tawar Lena seraya mengangkat sepiring batagor utuh miliknya.

"Boleh."

Mereka melahap makanan tukeran mereka. Mengabaikan dua orang yang duduk diam, tak melakuakan apa-apa. Kecuali Mia, gadis itu menatap malas Lena. Tak berlangsung lama Mia menendang kuat kaki meja di depannya, menimbulkan suara keras, mengakibatkan Lena berjengkit kaget, juga ke dua cowok di sampingnya.

Mia meninggalkan kantin dengan langkah terburu, menulikan panggilan Erland yang menyebut namanya berkali-kali.

"Elo sih Len, jadi ngambek kan," tuduh Jordi pelan.

"Siapa?"

"Tuh si Mia."

"Salah gue emang?" Lena kembali melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

Jordi dibuat gregetan, ia menonyor jidat Lena keras, "Ya iyalah oneng, nggak peka banget."

***

Follow Istagram:
@moozyedeva
@aillena._

AILLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang