Pukul sembilan malam, Anka berjalan menuju sebuah jalanan komplek yang berada di dekat danau untuk bertemu dengan teman-temannya.
Seperti rencana saat tadi di sekolah, malam ini mereka akan menjahili ketua kelas dari kelas 10. A.
Siapa lagi kalau bukan Mike.
Sebenarnya Anka tidak berminat untuk ikut sama sekali, namun ada sesuatu yang membuatnya untuk bergabung.
"Eh, Anka." Karin menyapa, seperti biasa gadis yang memakai baju tidur berwarna pink itu memegang sebuah kaca.
Dimas, Billy ,Gita, dan Hito menoleh ke arah Anka. Mereka cukup terkejut karena Anka hadir.
"Kirain enggak bakal gabung," Hito menyahut.
"Kenapa?" Jawab Anka membuat teman-temannya itu menatap dirinya. Mereka kemudian menggelengkan kepala.
Gita yang memakai sweater berwarna biru itu sedang memegang kamera. "Kara mana?"
"Dia ada urusan jadi enggak bisa gabung." Anka menjawab lempeng.
Teman-temannya manggut-manggut.
"Ya udah, kapan nih mulainya?" Dimas bertanya tidak sabaran.
"Jeni belum beres ngedandanin Ginan. Mike bentar lagi nyampe, dia pulang les biasanya jam sembilan lebih sepuluh." Billy menjawab.
Karin berdecak kagum, "anak pinter beda ya, les aja sampe malem."
Hito mengangguk setuju. "Untung dia satu komplek sama kita, bisa kerjain sepuasnya deh." Ia tertawa.
"Mending lo pake jubah sekarang, Mas." Celetuk Billy.
Dimas yang dipanggil 'Mas' itu menatap Billy tajam, namun ia tidak protes karena teringat perkataan Kara tempo hari.
Akhirnya Dimas memakai sebuah jubah bertudung hitam yang tadi di belinya, kini cowok itu terlihat menyeramkan karena pakaian tersebut.
"Ini kita mau ngerjain gimana?" Anka bertanya membuat seluruh pasang mata menatap ke arahnya.
Ya, sebenarnya Anka tidak tahu rencana teman-temannya itu. Oleh karena itu ia bertanya.
"Kita mau nge-prank Mike," jawab Gita semangat.
"Nanti kita mau buat adegan bunuh-bunuhan, terus ada adegan mutilasi."Timpal Karin menambahkan.
Anka menatap Karin meminta penjelasan lebih lanjut.
"Jadi alur ceritanya gini, Ginan lagi di dandanin sama Jeni biar mukanya serem kek abis di bacok gitu, terus nanti Dimas mau aniaya si Ginan pake golok boongan. Nah kejadian itu dilakuin pas Mike datang." Jelas Gita.
Anka menatapnya tidak habis pikir. Bisa- bisanya otak jahil mereka berbau kriminal.
"Serem belum, guys?"
Jeni datang bersama Ginan. Mereka semua terperanjat mendapati wajah Ginan yang cukup mengerikan.
Jeni dengan pandai membuat sebuah luka sayatan besar di tengah wajah Ginan bermodalkan make up miliknya. Selain pandai mengecat kuku, Jeni memang pandai bermain dengan alat make up.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANKARA (COMPLETE)
Teen FictionKara kira menjadi Ketua Kelas adalah tugas yang sangat mudah. Sehingga ketika ada pemilihan Ketua Kelas ia mengajukan diri dengan percaya diri. Namun ia bersaing dengan Anka, cowok pinter yang katanya cinta sama matematika. Anka ingin menjadi Ketua...