19 - Berdua

1.3K 268 2
                                        

Semua murid kelas 10. C kini berada di lapangan berumput yang ada di belakang sekolah SMA Mentari. Kata pak Burhan, materi olahraga kali ini adalah bermain kasti.

Sebenarnya Kara malas untuk berlarian di tengah panas yang sangat terik ini, namun mau bagaimana lagi? Ia tidak bisa membolos pelajaran pak Burhan karena guru ini terkenal cukup kejam.

Jika bolos, nilai olahraga akan dikosongkan, dan Kara tidak mau hal itu terjadi.

Semua murid sudah terbagi menjadi dua regu, yang dimana nantinya ada regu pemain dan regu penjaga.

Masing-masing regu terdiri dari sepuluh orang, karena jumlah kelas 10. C itu adalah dua puluh orang.

Kara satu regu dengan Anka, Gita, Jeni dan Billy. Sedangkan teman dekatnya yang lain berada di tim yang berbeda.

Anka ditunjuk untuk menjadi ketua di regu Kara yang bernama regu A, lalu Dimas sebagai ketua dari regu B.

Mereka bermain gunting, kertas, batu untuk menentukan siapa yang main dan siapa yang jaga.

Ternyata regu Dimas yang bermain, dan regu Anka yang berjaga.

Kara mendengus. Ia harus bersiap-siap untuk berjaga dan menangkap bola kasti yang ukurannya sama dengan bola bisbol.

"Jaga yang bener." Ujar Anka saat berjalan melewati Kara.

Kara menggerutu tidak jelas, gadis itu kemudian melihat Dimas yang sudah siap dengan tongkatnya, di depannya ada Billy yang kebagian untuk melempar bola.

Saat Billy melempar bola ke arahnya, Dimas mampu memukulnya dengan keras membuat bola kecil itu melambung dan mengarah ke arah Kara.

Dimas langsung berlari untuk mengelilingi pos, sedangkan Kara berlari mundur untuk menangkap bola yang mengarah ke belakangnya.

Kara terus mundur dengan kepala yang mendongak untuk melihat arah bola. Tepat saat bola tertangkap ia menabrak tubuh seseorang membuat Kara terjengkang ke belakang dan menimpa tubuh seseorang.

Mata Kara melotot, ia langsung bangkit berdiri dengan panik. Gadis berkuncir kuda itu tidak sanggup untuk melihat siapa yang di timpanya saat teman-teman yang berada di lapangan kini sedang memperhatikannya.

"Untung badan lo kecil."

Kara terperanjat kaget mendengar ucapan itu. Dengan kedua tangan yang memegang bola kasti gadis itu akhirnya membalikkan badan.

Anka berdiri sambil membersihkan pakaian olahraganya, ia kemudian menatap Kara dengan alis yang terangkat satu, ekspresinya menatap Kara lempeng.

Dengan cepat Kara mengatupkan kedua tangannya di depan dada dengan ekspresi menyesal, "ampun! Gue enggak sengaja!" Mohonnya.

Anka tidak menjawab, cowok ganteng yang berkeringat itu mendekat ke arah Kara membuat mata Kara terpejam, takut cowok itu membalas dendam.

Namun ternyata, Anka malah mengambil alih bola yang dipegang oleh Kara, kemudian lengannya yang kekar langsung melemparkan bola kasti itu ke arah Dimas yang hampir sampai di pos terakhir.

Tepat sekali lemparannya mengenai tubuh Dimas, sehingga cowok itu langsung dinyatakan kalah.


🌟🌟🌟




Hari ini cukup melelahkan sekali.

ANKARA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang