13 - Meminta Maaf

1.3K 279 7
                                    

Mohon maaf part ini mengandung kata-kata kasar, buat demay alias dede gemay, jgn ditiru ya:)









🌟🌟🌟

Dimas menarik kerah baju belakang Mike yang sedang berdiri di depan mading begitu saja. Cowok gondrong itu menyeret Mike menuju halaman belakang sekolah.

Mike yang diperlakukan seperti itu memberontak, sampai akhirnya mereka berada di belakang sekolah, Dimas pun melepaskan pegangannya.

"Apa-apaan lo?" Tanya Mike marah.

"Lo harus minta maaf sama Kara." Ucap Dimas langsung.

Mike melotot, "apa-apaan?! Gue salah apa, hah?" Ia menyentak Dimas.

Dimas mendecih, ia tersenyum sinis. Cowok itu menyisir rambut gondrongnya menggunakan jari-jari tangan ke belakang.

"Enggak usah pura-pura tolol!"

"Lo yang tolol!"

"Minta maaf sama Kara karena kemarin lo udah nampar dia!"

Mike mendengus kasar, "dia pantes buat nerima itu! Karena dia udah ngebelain cowok goblok kayak lo!"

Dimas menggeplak kepala Mike, "sembarangan lo!"

"Heh!" Mike melotot kesal.

"Minta maaf sama Kara apa susahnya sih lo? Lo mau gue sebarin video lo?" Dimas mengeluarkan ponselnya dari saku, cowok itu mulai mencari video yang dikirim oleh Gita semalam.

"Video apa? Lo ngintip gue lagi mandi?!" Mike melotot tidak percaya, ia menatap Dimas marah sekaligus ngeri.

Sekali lagi Dimas menggeplak kepala Mike, "najis banget, bangsat!"

Mike masih melotot, bola matanya seperti ingin melompat keluar.

Sedangkan Dimas menunjukkan sebuah video, yang dimana itu adalah video semalam saat Mike berlari terbirit-birit karena ketakutan.

Mata Mike benar-benar seperti ingin melompat keluar, "ANJING! JADI YANG SEMALAM ITU KERJAAN LO?!" Mike menatap Dimas murka.

Dimas tertawa, ia pun mengangguk. "Ayo, tinggal pilih, minta maaf sama Kara atau video lo gue sebar. Kalau kesebar, gue yakin lo auto viral." Ujarnya dan memasukkan kembali ponsel miliknya ke dalam saku baju.

Mike menatap Dimas penuh dendam, kedua tangan cowok itu mengepal.

Tidak ada pilihan lain, Mike harus meminta maaf kepada Kara. Jika tidak, citranya sebagai ketua kelas 10. A sekaligus murid pemberani akan terancam.


🌟🌟🌟



"Gue pilih ekskul apa ya?"

Kara memandangi sebuah kertas di depannya. Itu adalah kertas yang berisi daftar ekstrakurikuler di SMA Mentari.

Ada banyak ekstrakurikuler dan Kara bingung harus memilih yang mana.

Gadis berkuncir kuda itu menggigit ujung pulpennya dengan mata yang masih menatap kertas tersebut.

"Gue itu bisa nari, nyanyi juga bisa, suara gue bagus." Kara memuji dirinya sendiri.

"Gue juga bisa jadi paskibra, toh gue mantan pembaki paling cantik pas SMP. Tapi gue males masuk ekskul tari sama vokal, apalagi paskibra. Udah capek." Gadis itu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

Anka yang duduk di kursinya itu melirik Kara malas, ucapan gadis di sampingnya itu benar-benar membuat Anka muak.

Cowok yang memegang pulpen itu akhirnya memberi tanda centang di ekskul basket. Ia sudah mantap jika akan mengikuti ekskul favoritnya itu.

"Anka, lo ikut ekskul apa?" Kara bertanya, membuat Anka menoleh.

"Basket." Jawab Anka pendek.

Kara manggut-manggut, gadis itu kemudian menatap kertasnya cukup lama. Sampai akhirnya ia memberikan tanda centang di kolom esktrakurikuler pemandu sorak.

"Gue ikut ekskul cheers aja, biar bisa ngedukung lo." Kara menoleh ke arah Anka sambil tersenyum jenaka.

Anka menatap Kara lempeng, "gue enggak butuh dukungan lo."

Kara menopang dagu, matanya masih menatap Anka, "yakin enggak mau di dukung sama cewek cantik?" Tanyanya memastikan.

"Emang lo cantik?'

Kara berdecak, "buta mata lo? Gue cewek, ya jelas cantik lah! Masa gue ganteng?" Desisnya sebal.

Anka tidak membalas, ia memilih bangkit berdiri untuk menyimpan kertas itu ke meja guru.

"Gue yang ngumpulin atau lo?" Anka yang berdiri di dekat meja guru itu bertanya kepada Kara.

Kara yang bangkit berdiri itu mendongak, "gue aja." Jawabnya.

Akhirnya Kara membawa kertas berisi daftar ekstrakurikuler yang telah diisi oleh semua temannya menuju ruang guru, untuk dikumpulkan kepada kesiswaan.

Ia berjalan sendirian, saat di koridor tiba-tiba langkah Kara terhenti kala Mike menghalangi jalannya.

Kara menatap Mike datar, ia masih kesal gara-gara kejadian kemarin.

"Apa?" Tanya Kara malas.

"Gue minta maaf." Kata Mike.

"Enggak bakal gue maafin kalau lo sama Rian enggak ngebersihin taman belakang sekolah." Balas Kara.

Mike menatap Kara jengkel, "maksud lo?!"

Kara mendengus, "heh! Lo kemarin kemana? Kenapa enggak ngejalanin hukuman dari bu Keri?" Tanyanya.

Mike membuka mulut, hendak menjawab pertanyaan Kara, namun bibirnya kembali merapat kala ia tidak menemukan jawaban yang tepat.

"Nah, nanti pulang sekolah lo bersihin tuh taman. Kalau enggak gue enggak bakalan maafin lo, yang ada gue bakal laporin lo ke bu Keri." Ancam Kara dan ia pun pergi meninggalkan Mike yang terdiam karena menahan emosi.












🌟🌟🌟

Jangan lupa kasih vote sama comment ya teman-teman:)

ANKARA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang