Keadaan ruang guru tidak terlalu ramai saat bu Selpi masuk ke dalam untuk mulai duduk di kursinya.
Ia pun menyimpan tasnya di atas meja, kemudian mengambil selembar kertas untuk melihat jadwalnya mengajar.
"Kenapa ya, kelas 10. C dari dulu begitu mulu? Anak-anak muridnya enggak ada yang bener." Celetukkan yang berasal dari bangku belakangnya itu membuat aktivitas bu Selpi terhenti.
"Kemarin aja anak muridnya ada yang mukulin murid kelas saya, bu." bu Mesa—guru bahasa Inggris berbadan ideal itu menyahut.
Bu Lani—guru fisika yang memiliki badan subur menatap bu Mesa tidak percaya, "iya? Wah... gara-gara apa itu? Kok bisa?"
"Dimas tuh, anak kelas 10. C yang ketahuan ngerokok di toilet sekolah." Bu Mesa menjawab, "padahalkan niat murid kelas saya baik, ngelapor ke guru BK karena dia sudah melanggar aturan, iya 'kan?" Ia meminta pendapat lawan bicaranya.
Bu Lani pun mengangguk setuju, "sudah tentu bu. Kalau ada siswa yang melanggar aturan itu harus dilaporkan." Ucapnya.
Bu Selpi yang sedari tadi mendengarkan percakapan dua rekannya yang duduk di bangku belakang merasa panas. Masalahnya mereka berdua membawa-bawa nama kelasnya, tentu saja ia sebagai wali kelasnya tidak terima dibicarakan seperti itu.
Bu Selpi menggulung lengan bajunya sambil menahan emosi, guru cantik itu kemudian menatap Kara yang baru saja datang ke ruang guru untuk menjemputnya, karena sekarang adalah jadwalnya untuk mengajar di kelas 10. C.
"Eh, Kara." Sapa bu Selpi membuat Kara tersenyum.
"Pagi, bu." Kara pun menyapa balik. "Ibu kenapa? Keliatannya kok kesel?" Kara bertanya.
Bu Selpi meregangkan otot-ototnya, ia kemudian mengambil beberapa lembar kertas yang ada di mejanya.
"Ini, murid kelas 10. A nilai ulangan harian Sosiologinya pada jelek-jelek, bahkan ada yang nilainya dua koma tiga," bu Selpi geleng-geleng kepala.
Bu Mesa dan Bu Lani langsung menatap bu Selpi dari belakang, mata bu Mesa melotot tidak percaya.
"Padahal pelajaran saya enggak susah-susah amat 'kan, Ra?" bu Selpi bertanya kepada Kara.
Kara jelas menganggukkan kepalanya, "mudah kok bu, bahkan Sosiologi itu pelajaran favorit saya. Ibunya juga baik, enggak jutek." Jawab Kara jujur.
Bu Mesa merasa tersindir saat Kara mengatakan kata 'jutek' karena nyatanya guru yang satu itu memang jutek dan seperti tidak minat saat mengajar kelas 10. C.
Bu Selpi tersenyum, ia mengambil buku absenan dan buku paket. "Ayo kita belajar, buku udah diambil?" ia bangkit berdiri.
Kara mengangguk, "udah bu, sama Anka." Jawabnya.
Bu Selpi pun mengacungkan jempolnya, mereka berdua pun akhirnya pergi meninggalkan bu Mesa dan bu Lani yang saat ini sedang menampilkan ekspresi masam.
🌟🌟🌟
"Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu jumlah pelaku lebih dua orang, adanya komunikasi antarpelaku, dan adanya tujuan tertentu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANKARA (COMPLETE)
Novela JuvenilKara kira menjadi Ketua Kelas adalah tugas yang sangat mudah. Sehingga ketika ada pemilihan Ketua Kelas ia mengajukan diri dengan percaya diri. Namun ia bersaing dengan Anka, cowok pinter yang katanya cinta sama matematika. Anka ingin menjadi Ketua...