26 - Tamparan Keras

1.2K 244 32
                                    

Kelas tanpa Kara dan Anka itu... ibaratkan monyet yang kehilangan induknya, ributnya minta ampun.

Anka dan Kara masih tidak sekolah dengan alasan yang sama. Sebenarnya Kara bisa saja pergi ke sekolah, toh Anka juga tidak terlalu membutuhkannya. Namun Kara keukeuh dengan berdalih ingin menjaga Anka dari penculik.

Ya, mau tidak mau Anka pasrah saja. Lumayan juga kalau ada Kara, bisa disuruh-suruh kayak babu.

Namun karena hal itu, keadaan kelas tidak terkendali. Mereka berbuat hal sesuka hati tanpa ada yang menasehati.

Apalagi sekarang kelas 10. C sedang jam kosong, yang dimana guru-gurunya sedang rapat dadakan. Sehingga kelas ditinggalkan.

Lihat saja keadaan kelas 10. C, mereka sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Dimas dan Billy sedang bermain game online, saling menyahut dan berkata kasar ketika diserang secara tiba-tiba oleh tim lawan.

Karin sedang fangirling-an. Saat ini dia sedang suka-sukanya terhadap Idol Korea yang bernama Stray Kids. Di atas mejanya terdapat album terbaru dari idol itu, lalu foto-foto dan poster berserakan di atas mejanya, tidak lupa ada laptop milik Gita yang Karin pakai untuk menonton musik video lagu-lagunya Stray Kids. Selain itu Karin juga memegang lighstick dan di atas kepalanya terdapat bando bergambarkan wajah Lee Know.

Jeni sedang menata rambut Gita, membuat kepangan banyak di rambut panjang sahabatnya itu.

Lalu Hito sedang maskeran, yang di mana itu adalah masker organik pemberian Sella.

Kemudian Bagas dan Ginan yang paling ajaib kelakuannya, yang dimana mereka berdua sedang sampoan di wastafel kelas.

Padahal mereka sedang berada di kelas, namun masih sempat-sempatnya mereka keramas.

Dan Bagas lah pelaku utamanya, cowok itu tanpa alasan yang jelas membawa sampo ke sekolah.

"Gila, gila! Lino kok ganteng banget sih!" Karin memekik sambil memegang lighstick dengan gemas, membuat Gita dan Jeni yang sedang duduk di belakangnya mengintip sedikit.

"Iyalah, orang dia jodoh gue." Celetuk Jeni asal.

Karin langsung menoleh, ia menggetok kepala Jeni menggunakan lighstick yang dipegangnya, "jangan halu! Lino milik gue seorang!"

"Lo juga jangan halu Karin. Otak lo nanti makin geser." Balas Gita jengah.

Karin hanya bisa memajukan bibirnya, gadis itu kemudian berbalik lagi untuk lanjut menonton.

"Anjir, Gas. Samponya wangi bener dah!" Seru Ginan heboh.

Bagas yang sedang memijat kepalanya dengan pelan itu tersenyum, "iya dong! Sampo mahal gitu loh."

"Kamseupay banget lo, Nan. Biasa pake sampo sasetan sih. Jadinya alay." Celetuk Hito yang sedang mengoles-oleskan masker organik berwarna coklat ke wajahnya.

"Nyaut mulu kudanil." Decak Ginan sambil membuka keran di wastafel kelas untuk membilas rambutnya.

Namun baru saja Ginan mendekatkan kepalanya ke sana, suara ribut dari luar mengurungkan niatnya.

"GEMPA! GEMPA WOY! CEPETAN KELUAR!"

"AAAAA GEMPA!"

"BERLINDUNG WOY!"

"KE LAPANGAN CEPET!"

Seruan itu saling bersahutan di luar, diiringi banyak murid yang berlarian di koridor kelas dengan rusuh. Keadaan kelas 10. C mendadak hening, mereka masih mencerna apa yang sedang terjadi.

ANKARA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang