"Jangan pergi, gue enggak mau sendiri."
Kara menahan lengan Anka yang hendak menaiki motornya, hal itu membuat Anka menolehkan kepalanya.
Ada rasa tidak rela ketika melihat Anka akan pulang ke rumahnya. Meskipun jarak rumah Anka cukup dekat dengannya, tetap saja Kara tidak mau ditinggalkan.
Sekarang Kara merasa kesepian, ia sendirian dan ia benar-benar membutuhkan teman untuk sandaran.
"Jangan pergi." Lirih Kara pelan.
Anka menghadapkan tubuhnya ke arah Kara yang sedang menunduk, cowok itu kemudian memegang bahu Kara, "lo mau apa?" Tanyanya membuat Kara mendongak.
Manik mata mereka pun bertemu.
"Temenin gue. Gue takut."
Anka menatap Kara cukup lama, cowok itu kemudian menatap rumahnya Kara yang terlihat sangat sepi.
Rumah yang awalnya dihuni oleh dua orang, kini hanya tinggal satu orang. Dan dia adalah seorang perempuan yang di tinggalkan oleh ayah kandungnya sendiri.
"Gue enggak mau sendiri," Kara merengek, gadis itu menarik-narik seragam Anka.
Sedangkan Anka memperhatikan Kara yang sedang merengek seperti anak kecil. Lucu sekali.
Cowok bernama lengkap Anka Gemilang itu kemudian menepuk puncak kepala Kara, membuat Kara menatapnya.
"Kalau gitu, ayo kita pergi." Putus Anka akhirnya. Ia memakai helmnya.
"Kemana?"
"Ngabisin bensin gue."
🌟🌟🌟
"Lo mau ngajak gue kemana si, Ka?"
Kara bertanya kepada Anka. Gadis yang duduk di boncengan motor Anka itu menatap kaca spion untuk melihat Anka yang sedang fokus mengendarai.
Sejak tiga puluh menit yang lalu, motor Anka belum juga berhenti. Melainkan masih melaju di jalanan kota. Kara bingung, ini Anka mau bawa dia kemana?
"Kan gue udah bilang mau ngabisin bensin." Jawab Anka masih fokus ke jalanan.
"Terus kalau udah abis, gimana?"
"Pulang."
"Kan bensinnya abis, pulang gimana?" Tanya Kara heran. Dahi gadis itu sampai mengernyit dalam.
"Ya, jalan. Lo bantuin gue dorong motor." Jawab Anka santai.
Kara pun menggeplak helm yang dipakai Anka, membuat motor cowok itu hampir oleng.
"Apa sih?!"
"Jangan bercanda!"
"Gue serius."
Kara memilih diam. Iya, diam-diam pengen nyantet Anka. Sekarang ini Anka lagi mode ngeselin, sehingga Kara cukup jengkel.
"Gue tuh butuh hiburan, Ankaaa..."
Motor Anka tiba-tiba berhenti, membuat kepala Kara membentur helm hitam milik cowok yang ada di depannya. Otomatis Kara ngomel-ngomel karena kesal Anka ngerem mendadak.
"Nabrak tuyul lo?" Tanya Kara kesal.
"Katanya lo butuh hiburan, tuh hiburan." Anka menunjuk orang-orang yang sedang berkumpul di pinggir jalan, yang dimana di sana ada pertunjukkan topeng monyet.
Kara pun mengikuti arah tunjuk Anka, dan benar saja. Di sana ada monyet yang sedang menaiki motor-motoran, lalu tiba-tiba hewan itu terjatuh membuat Anka maupun Kara tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANKARA (COMPLETE)
Ficção AdolescenteKara kira menjadi Ketua Kelas adalah tugas yang sangat mudah. Sehingga ketika ada pemilihan Ketua Kelas ia mengajukan diri dengan percaya diri. Namun ia bersaing dengan Anka, cowok pinter yang katanya cinta sama matematika. Anka ingin menjadi Ketua...