23 - Meluncur!

1.2K 277 8
                                        




Hujan mengguyur dengan derasnya saat jam menunjukkan pukul dua siang.

Seharusnya kelas 10. C sedang belajar Ekonomi, namun bu Ana tidak ada, sehingga mereka mendapatkan jam kosong di siang yang hujan ini.

Anka sedang mengisi teka teki silang di sebuah koran. Cowok itu fokus sekali, mengabaikan teman-temannya yang sekarang ini sedang berisik bahkan mengalahkan suara hujan di luar sana.

"Lagi ngisi apa tuh?"

Kara tiba-tiba hadir, gadis itu duduk di bangku Billy yang kosong, membalikkan kursinya agar bisa menghadap ke arah Anka.

"TTS." Jawab Anka tanpa mendongak. "Lo juga ngisi, nih. Biar manfaat waktu lo." Kini cowok itu menyodorkan koran berisi teka-teki silang yang lain kepada Kara.

Kara menerimanya dan membacanya. Ia mengerutkan alis, "gue enggak ngerti." Kata Kara.

Anka kini mendongak untuk menatap Kara yang sedang menatapnya dengan polos, cowok itu kemudian menggetok dahi Kara menggunakan tinjunya, "makanya belajar. Ini otak jangan diajak tik tokan mulu." Ucapnya.

Kara mengusap dahinya kesal, "lo tuh—"

"EH, EH! APANIH?!"

Teriakan Jeni mengalihkan perhatian seluruh murid di dalam kelas—termasuk Anka dan juga Kara.

Di pojok sana, Jeni menatap sebuah air yang menetas ke atas mejanya. Air itu berasal dari atap yang sepertinya bocor.

"WEH! KELAS KITA BOCOR!" Bagas ikut berteriak kala sebuah air menetes di atas mejanya juga.

Kini seisi kelas panik, mereka mulai mengevakuasi tas, buku dan alat-alat tulis mereka.

"Kok bisa bocor, ya?" Tanya Kara heran, ia bangkit berdiri untuk menatap air yang terus saja menetas tanpa henti.

Tidak hanya di pojok kelas, melainkan di depan papan tulis pun ada air yang menetas dari atap.

Anka bangkit berdiri untuk mengecek, ternyata atapnya memang banyak yang bolong, sehingga air hujan masuk ke dalam kelasnya.

Cowok itu kemudian keluar kelas, disusul Kara dan teman-temannya yang penasaran.

Di luar kelas lebih parah, air mengucur dari ujung kelas, membuat lantai basah total.

"Wah... Ini sekolah enggak punya modal apa gimana? Kok bisa-bisanya ada kelas yang bocor?" Protes Ginan.

"Perasaan kelas orang adem-adem aja." Celetuk Karin sambil menatap air hujan yang sangat deras.

"Di kelas jadi pada basah," Jeni melapor,  gadis itu baru saja keluar kelas dan terkejut melihat lantai yang benar-benar basah dan terdapat sedikit kubangan air.

"Ini kalau dibiarin bisa bahaya." Anka berujar sambil berpikir. Ia menatap air mengucur yang mengakibatkan lantai depan kelas basah.

Hito datang dari dalam kelas, ia tersenyum sumringah membuat teman-teman menatapnya aneh.

"Guys! Waktunya melunchurrrrr!!!"








🌟🌟🌟









Hito berlutut di lantai yang basah, di belakangnya ada Ginan yang siap untuk mendorong punggung Hito. Dengan senang hati Ginan pun akhirnya mendorong keras punggung Hito membuat Hito meluncur jauh ke sepanjang koridor kelas lantai tiga.

Tidak hanya mereka berdua, melainkan Billy dan Bagas pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua berlari sebentar dan mendaratkan lututnya dilantai membuat mereka benar-benar meluncur jauh.

ANKARA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang