29 - Mulai Berubah

1.2K 265 7
                                    

Bel istirahat berbunyi, bu Ana yang mengajar Ekonomi pun akhirnya keluar dari dalam kelas.

Melihat itu, Kara langsung bangkit berdiri. "Jangan dulu keluar kelas!" Serunya mengingatkan.

Ada hal yang ingin Kara sampaikan. Sehingga ia menahan anak-anak dulu di dalam kelas.

Kara pun berjalan maju ke depan papan tulis, ia berdiri di sana dan menatap para murid kelas 10. C yang masih anteng di tempatnya.

Belum sempat Kara menyampaikan pengumuman, tiba-tiba Gita mengacungkan tangannya tinggi-tinggi, membuat semua pasang mata menatap ke arahnya.

"Kara. Gue sama anak-anak kelas mau minta maaf sama lo, gara-gara kita semua, lo jadi kena ceramahan kepala sekolah. Padahal lo enggak tau apa-apa." Ucap Gita langsung.

Semua murid pun mengangguk mendengar ucapan Gita tersebut.

Mereka semua masih merasa tidak enak terhadap Kara yang di ceramahi oleh kepala sekolah tadi. Sehingga meminta maaf adalah hal yang harus mereka katakan.

"Kita nyesel, Buketu. Maafin kita." Imbuh Karin.

"Kalau Amih Kara mau marah, marah aja enggak pa-pa, Bagas ikhlas." Bagas ikut berseru.

"Kita semua minta maaf."

Kara diam mendengar permintaan maaf anak-anak kelasnya yang terlihat sangat menyesal.

Seharian ini mereka semua memang kebanyakan diam dan tidak bertingkah. Mereka juga mengikuti semua pelajaran dengan sangat baik.

Senyuman Kara pun mengembang, ia menganggukkan kepalanya. "Gue udah maafin kalian, kok. Gue juga minta maaf sama kalian karena belum bisa jadi ketua kelas yang baik."

Mereka semua pun tersenyum senang karena permintaan maafnya diterima baik oleh Kara.

"Menurut kita, lo ketua kelas yang baik kok, Ra. Kita seneng punya ketua kelas kayak lo yang sabar." Ujar Billy membuat yang lain mengangguk setuju.

"Makasih, ya! Tapi gue harap mulai sekarang kalian bisa berubah menjadi lebih baik. Kurang-kurangin ngelakuin hal-hal tidak berfaedahnya, ya? Lebih baik kalau ada jam kosong kita belajar aja, ya." Ujar Kara dengan tutur katanya yang lembut. Gadis itu sudah seperti seorang ibu yang menasehati anak-anaknya.

Otomatis anak-anak kelas pun mengangguk setuju, membuat Kara tersenyum lagi.

"Oke, deh. Ngomong-ngomong di sini gue mau bahas tentang lomba kebersihan yang bakalan diadain besok." Kara pun memulai pengumumannya. "Gimana kalau pulang sekolah nanti kita mulai bersih-bersih? Jadi pulang sekolah kita gotong royong buat bersihin kelas. Kalian setuju?"

"SETUJU!"

Kara mengangguk. Ketika Kara hendak berucap lagi, tiba-tiba bu Selpi datang. Kara menyalami tangan bu Selpi yang menghampirinya dengan sopan.

"Sedang bahas apa Kara?" Tanya bu Selpi.

"Ah, ini bu. Lagi bahas tentang bersih-bersih nanti pulang sekolah." Jawab Kara membuat bu Selpi mengangguk.

"Kamu duduk dulu, ya. Ada yang mau ibu sampaikan juga."

Kara mengangguk patuh, gadis itupun kembali ke tempat duduknya. Dan bu Selpi pun berdiri di depan kelas menggantikan Kara.

"Anak-anak, sebelumnya ibu minta maaf karena mengganggu waktu istirahat kalian. Ada hal yang harus ibu sampaikan kepada kalian." Ucap bu Selpi sebagai pembukaan.

Semua hanya bisa mengangguk.

Bu Selpi pun menghela napas panjang sebelum kembali berucap.

"Anak-anak, ibu sebagai wali kelas 10. C meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada kalian karena ibu belum bisa menjadi wali kelas yang baik untuk kalian. Ibu minta maaf karena akhir-akhir ini ibu jarang memperhatikan kalian. Sekarang ini ibu sedang sibuk melatih siswa dan siswi yang mengikuti turnamen karate untuk  minggu depan, ibu—"

ANKARA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang