Ulangan Kenaikan Kelas sudah dilewati, begitupula dengan pembagian rapot. Semua murid SMA Mentari pun kini sedang menikmati liburan yang cukup panjang.Termasuk murid-murid kelas 10. C yang sudah naik ke kelas 11.
Minggu pertama libur, mereka menghadiri pernikahan orangtuanya Kara dan juga Dimas.
Resepsi pernikahan orangtua Kara dan Dimas diadakan di sebuah gedung yang cukup besar.
Di dalam gedung sudah terdapat banyak hiasan dan juga berbagai meja, kursi, serta makanan dan juga minuman.
Dimas dan Kara kini sudah resmi menjadi saudara tiri. Mereka berdua tentu saja sangat senang karena akhirnya mempunyai keluarga yang seumuran, sehingga nanti mereka tidak akan merasa kesepian, mereka juga bisa saling berbagi suka maupun duka.
Banyak tamu yang datang ke acara resepsi pernikahan orangtua Kara dan Dimas. Mereka semua tak lain dan tak bukan adalah saudara, teman dari mama Kara, teman dari papa Dimas dan juga sebagian teman Kara dan Dimas.
Ngomong-ngomong teman-teman Kara dan Dimas saat ini sedang duduk di sebuah kursi yang terdapat meja bundar, mereka semua sedang mengobrol dan juga menikmati makanan yang tersedia.
Di sana tidak ada Kara dan juga Dimas karena mereka berdua sedang sibuk dengan tamu-tamu yang datang.
Tentu saja acara ini juga dipakai untuk saling mendekatkan diri kepada keluarga masing-masing.
"Makanannya enak-enak, jadi enggak mau pulang." Celetuk Bagas yang sedang menikmati sebuah cake.
Karin yang duduk di sampingnya memutar bola matanya malas, "jangan malu-maluin." Peringatnya.
Bagas hanya nyengir menanggapi ucapan pacarnya itu.
"Bungkus aja sono, ambil semua, kantongin!" Usul Hito membuat Bagas menoleh ke arahnya.
Mata Bagas berbinar, "anjir! Bener, ada yang bawa kantong kresek gak?" Tanyanya tidak tahu malu.
"Mulung sono di tong sampah!" Celetuk Ginan yang kesal akan tingkah temannya itu.
Gita memijit dahinya karena merasa pusing dengan tingkah Bagas, "tolong ya jaga sikap. Jangan malu-maluin dong, sadar diri!" Tegurnya. "Gue juga asalnya mau ngevlog, tapi gak jadi karena malu." Lanjutnya.
"Kalian itu enggak di kelas enggak di luar, masih aja bobrok." Decak Anka sambil menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.
Bagas nyengir tanpa dosa, "sekali-sekali."
"Sekali-sekali otak lo meledak!" Celetuk Billy yang duduk di samping Anka.
"Ngomong-ngomong, Apih Anka enggak ada niatan nyamperin calon mertua?" Celetuk Hito sambil menaik turunkan alisnya menggoda.
Anka menatapnya dengan tajam, "diem lo." Galaknya.
"Jadi galak gara-gara pawangnya lagi sibuk." Ujar Bagas sambil menyedot minumannya yang ada di atas meja.
"Haii, maaf gue baru gabung, sibuk bentar tadi."
Ucapan seseorang membuat semua kepala yang ada di sana menoleh, di sana ada Kara dengan dress putihnya tersenyum menatap teman-temannya.
"Waw, Amih kita cantik banget!" Puji Bagas, "udah siap di nikahin Apih nih kayaknya." Sambungnya sambil tersenyum jenaka.
Anka menatap Bagas dengan bengis, "sekali lagi ngomong, gue jejelin sepatu mulut lo, Gas." Ancammnya.
Tentu saja, bukannya bungkam Bagas malah terbahak keras.
"Kalian nikmatin makanannya 'kan?" Tanya Kara membuat yang lain mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANKARA (COMPLETE)
Teen FictionKara kira menjadi Ketua Kelas adalah tugas yang sangat mudah. Sehingga ketika ada pemilihan Ketua Kelas ia mengajukan diri dengan percaya diri. Namun ia bersaing dengan Anka, cowok pinter yang katanya cinta sama matematika. Anka ingin menjadi Ketua...