-Arvelo'08

3.7K 365 96
                                    

🍭🍭🍭

Hari ini seluruh atlet yang akan mengikuti turnament besok diizinkan untuk tidak datang ke sekolah. Hal itu benar-benar membuatku senang bukan main. Akhirnya aku bisa tidur sepuasku tanpa ada yang mengganggu karena Shaidan sekolah, Bunda pastinya mengajar, begitupun juga dengan Ayah.

Tapi, realitanya tidak semenyenangkan itu ketika Bang Kevin mengharuskan kami yang akan ikut turnament besok untuk tetap latihan fisik di rumah masing-masing. Setidaknya joging, atau berkunjung ke tempat gym. Hal itu membuatku terpaksa beranjak dan joging mengelilingi komplek perumahanku.

Kembalinya ke rumah, Bunda mengirimi pesan yang sukses membuatku mendesah kesal.

Bundahara:
Kak, tlong anterin sop ayam di dpur buat Tante Dhania.

Me:
Iya, Bun. Nanti.

Bundahara:
Jgn nanti-nanti.

Me:
Iya Bunda, iyaaa.

Setelah mengambil semangkuk sop ayam yang Bunda maksud, aku mengantarkan makanan tersebut ke rumah di sebrang rumahku.

Baru mengetuk pintu dua kali, aku sudah mendapat sambutan ramah dari Tante Dhania. Wanita itu nampak cantik mengenakan daster rumahan berwarna abu-abu dipadukan jilbab senada.

"Loh, ada Shena? Masuk, Sayang!" aku rasanya tak punya nyali untuk menolak ajakan bernada lembut tersebut.

"Shena disuruh Bunda anter sop, Tan." kuberikan makanan bawaanku padanya.

"Ya ampun, ngerepotin. Makasih, ya."

"Nggak kok. Sama-sama, Tan."

"Kamu gak sekolah karena ikut turnament besok?" tanya Tante Dhania, kubalas dengan anggukan.

Setelahnya, aku mengikuti wanita itu menuju dapur.

Aku teringat saat pertama kali memasuki rumah ini. Rumah keluarga Gadriana ini terlalu besar hingga aku pernah tersesat hanya karena mencari di mana letak dapur.

"Vela sama Velo juga gak sekolah, Loh. Velo ikut turnament kan besok, nah adeknya izin mau pemotretan katanya. Mereka ada di atas tuh. Kamu ke sana aja!"

Aku tersenyum kikuk. "Gak usah, Tan. Shena mau lanjut latihan fisik buat persiapan besok."

"Kebetulan dong kalau gitu, Velo sama Vela lagi nge-gym di atas. Nge-gym bareng mereka aja, gih!" rasanya tak enak jika aku kembali menolak. Terpaksa aku beranjak menaiki undakan tangga untuk menuju lantai atas. Tante Dhania sempat memberikanku arahan untuk antisipasi agar aku tak tersesat lagi.

Aku melewati beberapa ruangan, termasuk kamar Arvelo dan Kak Vela, sampai akhirnya tiba di sebuah ruangan berdinding kaca transparant yang menampakan berbagai macam alat gym. Tapi, sepertinya aku tak melihat si kembar berada di dalam. Karena penasaran, aku pun masuk dengan memanggil nama Kak Vela dan Arvelo secara bergantian.

Selanjutnya, aku dibuat ternganga ketika mendapati dua orang yang sedang beradu otot di atas ring tinju.

Melihat cewek bersetelan hitam itu melayangkan pukulan serta tendangan pada lawannya kontan membuatku meringis. Kurasa kalian akan sama kagetnya jika melihat secara langsung.

Sepasang remaja itu tampaknya menyadari keberadaanku, terbukti dengan aktifitas mereka yang mendadak berhenti.

"Loh, ngapain, Shen?" Kak Vela terjun dari atas ring lalu menghampiriku. Diikuti Arvelo di belakangnya. Tanpa harus diperjelas kuharap kalian sudah faham siapa yang beradu jotos di atas ring tadi.

ARVELO (Want You With Me)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang