-Arvelo'19

3K 351 132
                                    

🍭🍭🍭

Aku adalah tipe orang yang sangat susah menyimpan apapun sendiri. Itulah mengapa saat ini aku mengajak Kak Vela berbincang berdua saja di taman.

"Jadi ngomong gak, Shen?"

Nafasku berhembus kasar. "Gue gak tau gimana mau ngomongnya," kataku.

"Sampai sekarang ngomong masih pakai mulut, Shen. Belom berubah pake dengkul." balasan Kak Vela malah membuatku semakin risau.

"Shen, lo kal----"

"Gue udah suka sama Arvelo."

Hening.

Rasanya ingin tenggelam saat Kak Vela menatapku tanpa berkedip.

Aku sudah akan beranjak jika saja teriakan heboh cewek itu tidak memekakan gendang telingaku.

"YES! AKHIRNYAAA!"

Meringis pelan. Kutarik lengan Kak Vela agar kembali duduk dan berhenti meloncat-loncat seperti anak kecil yang baru saja dibelikan mainan.

"Akhirnya ya, Shen. Setelah sekian lama, setelah semua kerisauan yang gue alamin, setelah doa-doa yang gue kirim ke Tuhan. Akhirnya apa yang gue harapin terkabul juga."

Kak Vela memelukku dengan eratnya hingga membuatku nyaris kehabisan nafas. Aku tidak pernah tahu bahwa pengakuanku barusan akan membuatnya sebahagia ini.

"Gue emang udah suka sama Arvelo. Tapi, dianya belum tentu 'kan?"

Pelukan cewek itu terlepas. "Lo tuh apa-apa natural ya, Shen? Lemotnya juga natural banget."

Aku cemberut. "Udah tau kayak gitu, kenapa juga lo ngebet pingin gue sama Arvelo?" cibirku.

"Gak tau gue juga. Tapi yang penting nih ya, gue ngerasa hubungan kalian itu ada kemajuannya akhir-akhir ini. Gue juga sering liat kalian jalan atau ngobrol berdua. Kemungkinannya sih, si Velo juga udah mulai ada rasa sama lo."

Tak bisa dipungkiri. Penuturan Kak Vela berhasil melambungkan harapanku.

Aku tidak tahu sejak kapan perasaan ini hadir. Salah atau tidaknya. Yang aku tahu, saat ini, untuk pertama kalinya, aku merasakan jatuh cinta pada laki-laki selain Ayah.

Juga, aku tidak pernah tahu sudah berapa doa yang terkirim pada Tuhan agar Arvelo bersanding denganku. Entah berapa banyak orang yang menginginkanku bersamanya.

Kuharap, Tuhan tidak hanya mengabulkan doa mereka agar aku bisa mencintai Arvelo, tapi Tuhan juga mengabulkan doa mereka agar cowok itu merasakan hal yang sama.

Aku ..., aku hanya belum siap jatuh cinta sendirian.

"Lo mau tau banyak tentang Velo gak, Shen?" tanya Kak Vela.

"Caranya?"

Cewek ber-cardi navy itu tersenyum penuh arti. "Gue bisa bantu. Tapi gak gratis. Harus ada bayarannya."

🍭🍭🍭

'Bayaran' yang diucapkan Kak Vela di taman tadi siang ternyata kamera ini. Bukan, dia bukan minta dibelikan kamera, justru dia ingin aku ikut andil mengisi vidio di kamera tersebut.

Kuharap kalian mengerti maksudku.

"Nih, yang bener." diambilnya kamera mahal di depanku, lalu ia berikan pada Arvelo yang baru saja turun dari lantai atas.

Aku duduk di sofa dengan wajah gusar. Entah apa yang kupikirkan tadi hingga tak menolak permintaan Kak Vela.

Setelah memasang kamera di tripod dengan benar, Arvelo berjalan lalu duduk di antara aku dan Kak Vela.

ARVELO (Want You With Me)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang