-Arvelo'46

2.6K 292 49
                                    

Berbeda dengan Arvelo dan Randi yang langsung memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Harvard University, Kak Vela ternyata menunda kuliahnya dulu untuk satu atau dua tahun ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbeda dengan Arvelo dan Randi yang langsung memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Harvard University, Kak Vela ternyata menunda kuliahnya dulu untuk satu atau dua tahun ke depan. Aku tidak tahu pasti alasannya apa, tapi katanya Kak Vela ingin fokus pada karier-nya sebagai seorang model juga youtubers.

Beralih dari Kak Vela, kemarin kami baru saja mengantar Leo ke bandara. Cowok itu melanjutkan pendidikannya di sebuah sekolah penerbangan terbaik yang ada di Singapura. Awalnya, aku mengira Leo akan kuliah di Jakarta bersama Gilang. Si playboy yang katanya sudah pensiun itu sekarang resmi menjadi salah satu mahasiswa fakultas hukum.

Seperti yang pernah kukatakan, Asep kuliah di Bandung sembari membantu Abi-nya mengurus pesantren. Kak Rhea sudah berangkat ke Yogyakarta minggu lalu, sedangkan Eza masih bergelut dengan permasalahannya. Dari info yang kudapatkan dari pacarku, perempuan yang pernah tak sengaja melakukan kesalahan dengan Eza tersebut sudah ditemukan. Namun, aku tak tahu kelanjutannya seperti apa. Mungkin Author akan menjelaskannya lewat cerita versi Eza.

Jujur, sampai sekarang rasanya masih tak rela melepas mereka semua. Walaupun, di sekolah sekarang aku banyak mendapat kenalan baru---khususnya anggota Proklisi---namun, tetap saja rasanya hampa. Terlepas dari itu semua, Arvelo ternyata sungguh-sungguh dengan ucapannya. Tak beda jauh dari kelakuan sahabat-sahabatku dulu, anggota Proklisi angkatan baru yang sedang menjalani masa pelatihan mereka sebagai kandidat calon pemimpin Proklisi benar-benar menjagaku dan Milly dengan penuh kesungguhan.

Tak ada alasan untuk tidak merasa senang dengan itu semua. Dan aku benar-benar berterimakasih kepada para anggota Proklisi yang sudah bersedia membuang waktu dan tenaga hanya untuk menjagaku. Tanpa menjadi anggota dari mereka pun, aku bisa merasakan semenyenangkan apa berada di antara mereka.

Sebuah tangan yang mengacak puncak rambutku membuat kepalaku reflek mendongak. Bibirku menekuk kesal tat kala mendapati Gilang dengan cengiran khasnya.

"Apa sih, ih!" berusaha menjauhkan kepalaku dari jangkauannya adalah hal yang kulakukan sekarang.

Aku melirik seorang gadis berambut panjang yang datang bersama Gilang.

Grithea melambaikan tangan ke arahku dengan senyuman. Kubalas dengan hal serupa.

Malam ini, aku sedang menemani Kak Vela memantau cafe yang sudah resmi diserahkan pada Arvelo. Pun sama dengan cabangnya yang ada di Bandung, sekarang sudah resmi menjadi milik Kak Vela.

Selain karena sedang gabut berada di rumah, aku juga rindu mendengar suara Gilang dan melihat kelincahan jemari cowok itu memetik senar gitar. Hingga aku berakhir di sini sekarang, di R.A.G Cafe.

Setelah mencubit sebelah pipiku, Gilang langsung mengajak Thea menuju panggung tempat mereka melakukan live acosutic biasanya.

"Selamat malam semuanya!" suara lembut Thea mulai terdengar. Bersamaan dengan segerombolan remaja seumuran Shaidan yang tiba-tiba saja sudah duduk di tempat kosong sekelilingku.

ARVELO (Want You With Me)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang