-Arvelo'29

2.8K 299 72
                                    

Follow IG
@proklisi_
@lianastories_05

🍭🍭🍭

Di perjalanan pulang, sebagai pemecah keheningan suasana mobil Leo, aku kembali menanyakan hal-hal lain yang belum kuketahui tentang geng Proklisi. Untungnya Leo berbaik hati mau menjawab setiap pertanyaanku.

"Semua hal yang kami lakuin di Proklisi selalu berhubungan dengan tantangan. Anggota geng Proklisi itu harus bisa bertanggung jawab, gak mudah menyerah, percaya diri, dan berani keluar dari zona nyaman. Tujuannya buat melatih diri. Kami gak pernah yang namanya taruhan. Kalau ngasih tantangan, harus diusahain yang bermutu, dan gak merugikan orang lain." sama halnya dengan Darian, penjelasan dari Leo juga mengalir begitu saja. Cowok itu dominan menjelaskan apa arti dan tujuan terbentuknya geng Proklisi.

"Tanda biar kita bisa tau siapa-siapa aja anggota Proklisi apa, Le?" tanyaku.

Leo mengangkat tangan kanannya. Ia menunjukan sebuah gelang tali berwarna hitam dengan tiga lilitan. Yang mana di lilitan bagian tengah terdapat benda kecil yang membentuk huruf A dan P.

"Kalau anggota cewek hurufnya G sama P. Ini gelang khas anggota Proklisi. Gak ada dipasaran, emang di-desain khusus buat kami. Ini sebagai tanda kalau orang yang lo temuin adalah bagian dari Proklisi. Kalau lo lagi kesulitan terus ketemu sama orang yang pake gelang kayak gini, mau itu cewek ataupun cowok, jangan pernah sungkan buat minta bantuan. Mereka semua kenal lo, jangan takut." penjelasan Leo sukses membuatku terperangah.

Benar-benar menyesal kenapa tidak sejak dulu saja aku mengetahui fakta-fakta menarik tentang geng besar tersebut.
Ah! Aku ingin gabung dengan Proklisi, serius!

"Ini juga termasuk tantangan loh, Shen."

Dahiku mengerut bingung. "Tantangan?"

"Iya. Jadi, gelang ini tuh termasuk dalam misi utama Proklisi, yaitu menjaga. Kalau sampai gelang ini hilang, kita dapet hukuman. Karena keberadaan gelang ini membuktikan kalau kita masih menganggap Proklisi sebagian dari diri kita. Siapapun yang memilih gabung di Proklisi, harus menganggap Proklisi itu sebagai keluarga kedua yang harus benar-benar dijaga keutuhannya. Kalau sampai gelang ini hilang, berarti udah gak utuh lagi."

Gila! Pantas saja kata Milly anggota laki-laki Proklisi itu selalu menjadi incaran para kaum hawa. Gelang sekecil itu saja mereka jaga sepenuh hati, apalagi orang yang dicintainya.

"Ih, kerenn!" pujiku yang dibalas Leo dengan senyuman bangga.

Aku terlalu menikmati cerita cowok itu hingga tak sadar kalau mobilnya sudah berhenti tepat di depan pagar rumahku.

Aku sudah akan melepas sealt belt-ku, jika saja tidak ingat kalau Leo sempat memintaku jangan turun dulu tadi.

"Tadi katanya lo mau ada yang diomongin, Le. Apa?"

Leo mematikan mesin mobilnya, lalu menyandarkan punggung di sandaran kursi. Ia diam hingga membuatku kembali menyerukan namanya.

"Gue kan udah jelasin ke lo Shen, tadi. Jadi anggota Proklisi itu harus berani keluar dari zona nyaman, juga zona aman. Di Proklisi, kalau kita main terus dapet tantangan, berarti tantangan itu udah jadi tanggungjawab kita buat nuntasinnya. Gak perduli bakal kalah atau menang, berhasil atau enggak, yang penting berani mencoba." aku hanya diam menyimak penjelasan Leo, tanpa berniat menyela. Karena sejujurnya aku kurang faham dengan apa yang dijelaskannya.

"Kok lo diem sih, Shen?" tanyanya yang kontan membuat kedua alisku ternaik.

"Emang gue harus ngapain? Ngerti yang lo omongin aja kagak," balasku sejujur-jujurnya.

ARVELO (Want You With Me)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang