-Arvelo'26

2.8K 295 68
                                    

Sebelum baca, aku mau ingetin sama kalian. Kalau ada flashback, aku sengaja gak pakai italic/tulisan miring. Jadi, kalian harus fahami benar-benar ya. Apalagi ini pake sudut pandang orang pertama. Shena sendiri yang bakal nyeritain ke kalian apa yang terjadi sebelumnya.

Mengerti? Kalau belum. Tanya dulu sebelum baca. Wkwk. Biar gak bingung kaliannya.

Ini berlaku buat seterusnya, ya.

🍭🍭🍭

Gosip tentang Arvelo dan Elle yang berpacaran dengan mudah menyebar, bahkan di hari pertama bersekolah setelah libur semester ganjil.

Beberapa anggota geng proklisi yang mengetahui kedekatanku dan Arvelo disebabkan mulut bocor sahabat-sahabatku sempat menanyakan kebenarannya padaku. Termasuk Dekal dan Aleta. Mereka seolah tak percaya bahwa cewek yang berpacaran dengan Arvelo itu bukan aku.

Setelah kejadian di malam tahun baru kala itu, sahabat-sahabatku tidak ada lagi yang menyinggung hubunganku dengan Arvelo.

Mereka mencoba memahami situasi dan juga menjaga perasaanku.

Malah, akhir-akhir ini Leo lebih sering menemaniku. Katanya, agar aku tak terus-terusan memikirkan Arvelo dan Elle.

Merasa ada yang hilang, tentu saja. Aku sudah terbiasa mendengar godaan-godaan mereka setiap harinya. Tapi, sekarang semuanya seolah lenyap dalam sekejap.

"Shen, mau ikut ngantin gak?" pertanyaan Milly membuat kepalaku yang semula kusembunyikan di lipatan tangan mendongak menatapnya.

Katakanlah aku lebay. Namun, aku belum siap bertemu Arvelo lagi setelah kejadian malam itu. Beberapa hari belakangan aku selalu menghindar darinya.

Bukan apa-apa, aku itu sedang dalam proses move on, walau belum ikhlas. Kalau aku keseringan bertemu dengannya, yang ada usahaku gagal. Apalagi kalau tiba-tiba khilaf punya pikiran buat nikung Elle.

Gak lucu. Serius!

"Duluan aja, Mil. Gue mager nih." setelahnya, kembali kutelungkupkan kepala di antara lipatan tangan.

Milly pergi ke kantin. Namun, cewek itu bilang dia akan cepat kembali ke kelas.

Milly itu sahabat yang paling mengerti diriku. Jadi, tanpa harus kuperjelas, dia pasti sudah tahu apa alasanku malas ke kantin. Dan saking perhatiannya, dia menawariku untuk dibelikan makanan dan minuman, yang tentunya kuiyakan dengan senang hati.

Getaran ponsel di laci meja membuatku ---yang hampir terlelap---mendesah kesal.

Sebuah pesan yang masuk dari kontak Arvelo membuat mataku kontan membelalak kaget.

Ada apa cowok itu hingga mengirimiku pesan seperti ini?

Arvelo:
Shen, knp g ke kntin? lo ngndarin gw?

Me:
Ha? Enggk kok. Perasaan lo aja kli.

Ya Tuhan, tolong maafkan kebohonganku ini.

ARVELO (Want You With Me)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang