Jangan mengharapkan adegan romantis penuh drama seperti di film-film, karena yang terjadi sepanjang perjalanan aku dan Arvelo adalah berdebat perihal akan kemana kami setelahnya.
Karena sama-sama bingung, akhirnya Arvelo membawaku ke base camp utama gank Proklisi. Katanya, ia sekalian mau maghriban di mushola dekat base camp karena hari memang sudah petang. Tidak lupa juga Arvelo menelpon Bunda untuk meminta izin.
Suasana base camp saat ini lumayan sepi. Hanya ada penjaga warung yang kerap dipanggil Bi Yani, dan beberapa anggota Proklisi yang merupakan non muslim. Yang lainnya sudah pergi ke musholah sejak setengah jam lalu. Aku sendiri kebetulan sedang halangan, jadi lebih memilih menunggu di sini. Lagi pula, Bi Yani cukup ramah. Sehabis sholat, wanita itu langsung menemaniku mengobrol sambil mengemasi warung.
Bi Yani bercerita banyak hal padaku. Dominan tentang gank Proklisi. Aku baru tahu kalau ternyata Proklisi dulu bubar karena salah satu anggotanya terlibat narkoba. Setelah sekitar lima tahun kemudian, Arvelo kembali membangun Proklisi. Benar-benar membangunnya dari nol lagi. Bahkan katanya, itu lebih berat dari saat pembentukan gank untuk pertama kalinya. Yang mana, Proklisi dulu didirikan oleh Tante Dhania, pernah dipimpin oleh Om Rafael juga. Ternyata gank ini sudah turun-temurun.
"Si Abang itu dulunya mati-matian bangun Proklisi lagi. Ngebentuk kepercayaan masyarakat sekitar, sekolah juga. Karena kan Proklisi pastinya udah dicap buruk oleh semua kalangan." Bi Yani lanjut bercerita. Sedangkan aku menyimak, sesekali bertanya juga tentang apa yang membuatku penasaran.
Dari sekian banyak cerita yang tertampung di otakku. Kesimpulannya satu, Arvelo sudah sukses membangun Proklisi lagi dengan image yang amat baik. Ia menjadikan Proklisi sebagai tempat anggota-anggotanya berpulang tat kala mereka merasa dunia tak lagi berpihak pada mereka. Dari Proklisi, Arvelo membantu anggota-anggotanya untuk bangkit.
Proklisi itu bukan hanya tempat bermain ataupun berkumpul semata. Namun, juga untuk membentuk jiwa-jiwa yang tangguh melawan kerasnya kehidupan. Membantu mereka untuk menemukan jati diri dan mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing.
Aku percaya, karena yang kutahu, 80% prestasi yang dicapai oleh SMA Garuda itu murni diraih oleh anggota Proklisi. Pun sama dengan sekolahku sebelumnya. Jadi, wajar saja jika pihak sekolah sering melibatkan anggota Proklisi untuk beberapa hal.
Kepalaku sedikit mendongak tat kala merasakan usapan lembut pada puncak kepalaku. Kulihat Arvelo tersenyum, lalu ia duduk di kursi hadapanku.
"Abang, mau dibikinin teh?" tawar Bi Yani.
"Gak usah, Bi." cowok itu membalas dengan tatapan yang tak teralihkan sedikit pun dari wajahku. Aku sampai mencubit lengannya agar ia tak terus-terusan memperhatikanku seperti itu. Wajahku bisa berubah jadi kepiting rebus kalau ia melanjutkan aksinya.
"Gue mau ke dalem. Ikut gak?" Arvelo bangkit dari duduknya. Ia mengulurkan tangan yang langsung kusambut dengan senang hati.
Dengan sebelah tanganku yang ia pegang serta sebelahnya lagi memegang jaketnya, Arvelo membawaku ke sebuah ruangan, yang mana letaknya berada tepat bersebelahan dengan warung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVELO (Want You With Me)✔
Teen Fiction(DIHARUSKAN FOLLOW SEBELUM BACA!) =Proklisi Series= ARVELO 'There are so many people you want to be with me' 🍭🍭🍭 Sejak kepindahanku yang terjadi atas permintaan Bunda, duniaku seolah berubah. Semesta mempertemukanku dengan orang-orang baru yang m...