-Arvelo'49

2.8K 283 66
                                    

Waktu berlalu terlalu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu berlalu terlalu cepat. Tak terasa, hari ini aku sudah menerima kelulusanku. Rasanya, baru kemarin aku menyaksikan sendiri acara perpisahan Arvelo dan sahabat-sahabatku yang lain. Sekarang, giliran aku dan Milly yang merasakannya.

Benar. Memang tidak ada yang baik-baik saja dari sebuah perpisahan, sekalipun itu untuk kebaikan.

Aku dibuat menangis tat kala Milly menghampiri dan memelukku erat. Terlebih, sahabatku tersebut mengatakan bahwa ia akan menyusul Kak Rhea ke Jogja.

Aku tahu, lambat laun masa ini memang akan tiba.

"Happy graduation, bocil!" memberenggut kesal, aku menatap Gilang Anugrah yang hari ini menyisihkan waktunya untuk menghadiri acara kelulusanku. Tidak lupa cowok itu membawa dua bucket bunga. Dipastikan satunya untuk Milly, dan satunya untukku.

"Happy opening a new page! Sini, peluk dulu!" tanpa menunggu lama aku berhambur ke pelukan gitaris favorite-ku tersebut. Membasahi kaos bagian depannya dengan tangisan. Rasanya campur aduk. Melihat Gilang membuatku merindukan sahabat-sahabatku yang lain, entah bagaimana kabarnya mereka.

"Gue kangen yang lain. Mereka apa kabar ya, Lang? Kuliah Kak Rhea gimana? Leo kapan jadi kaptennya, sih? Baby-nya Eza udah umur berapa sekarang? Asep udah jadi ustad belum, ya? Velo sama Randi kapan pulang? Kak Vela gak bosen apa ya muter-muter bumi? Lo kapan nikah?"

"Buset! Pertanyaan buat gue gak ada yang lain apa?" tanggapan Gilang membuatku terkekeh. Aku melepaskan pelukannya dengan menerima bucket bunga yang ia beri. Setelahnya, membiarkan cowok itu gantian memeluk Milly.

Setelah acara perpisahan di sekolah, juga bertemu Gilang yang sok sibuk beberapa bulan terakhir hingga kami susah sekali untuk bertemu, malamnya Kak Vela mengunjungiku.

Walaupun, rumah kami bersebrangan namun, aku jarang sekali bertemu Kak Vela. Cewek itu sudah menjadi wanita karier sungguhan sekarang. Ia sibuk bergelut di dunia permodelan, juga menjalani hobinya berkeliling dunia.

"Happy graduation, sistah!" hebohnya sembari memelukku. "By the way, kata Bunda lo mau kuliah di UI?"

"Rencananya gitu," jawabku seadanya.

"Gak ada niat nyusulin Velo ke Amerika nih?"

"Ngapain nyusulin pacar orang?" balasku. Niatnya hanya bercanda, aku tidak sadar kalau perkataanku ternyata membuat wajah Kak Vela berubah menekuk.

Sudah lama berlalu namun, cewek itu masih mengharapkan aku dan Arvelo bersatu. Entah apa alasannya, terkadang aku tidak mengerti kenapa Kak Vela begitu mempercayaiku.

"Velo bilang, dia mau nikah muda."

Aku memaksakan senyum dengan dada sesak. Aku sudah pernah mendengar pengakuan ini keluar dari mulut orangnya sendiri.

Beberapa waktu lalu, Arvelo mengatakan padaku tentang keinginannya menikah di usia muda. Di keluarga Albert, menikah muda sudah menjadi hal yang lumrah, terlebih untuk keturunan laki-laki. Karena mungkin, belum bekerja pun, masa depan mereka sudah terjamin. Mengingat kekayaan keluarga itu yang tak bisa diragukan lagi.

ARVELO (Want You With Me)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang