🍭🍭🍭
Kalau kemarin telingaku penuh oleh rengekan Kak Vela, hari ini indra pendengaranku ini kembali penuh oleh ucapan terimakasih dari Arvelo yang seolah tak ada habisnya.
Alasannya?
Kemarin saat ngafe dengan Kak Vela, aku sempat izin ke toilet. Saat hendak kembali dari toilet, aku bertemu Laura Anjesmara. Kalian mungkin akan geram melihat bagaimana cewek itu hampir menampar pipiku setelah memaki diriku habis-habisan. Namun, aku beruntung karena entah dari mana datangnya, tiba-tiba Kak Kinan menghentikan aksi gila Laura.
"Ngelakuin hal gila kayak gini gak bakal membalikan keadaan, Ra. Velo tetep gak bakal balik sama lo," ujar Kak Kinan.
"Setidaknya gue puas---"
"Denger, Ra! Cukup kisah asmara lo aja yang hancur, jangan sampai pendidikan dan karier lo ikut hancur. Lo harus liat dulu siapa yang lo hadapin. Gue harap lo gak lupa siapa Arvelo, Arvela, dan Randi. Sikap gegabah lo ini bisa bikin lo hancur dalam sekejap."
Kinanti Adeana. Selain cantik dan cerdas, dia juga dewasa dan bijaksana. Tak heran jika cowok sekelas Arvelo tertarik padanya.
"Ini emang salah gue. Seharusnya gue gak semudah itu mutusin Velo cuma karena gosip yang belum gue tau kebenarannya." Laura menyandarkan punggung di wastafelt. Kepalanya tertunduk dalam.
"Gue minta maaf kalau kehadiran gue lo anggap orang ketiga. Tapi jujur, gue sama sekali gak ada niatan untuk ngelakuin hal serendah itu." entah mendapat keberanian dari mana aku berhasil mengungkapkan isi pikiranku tersebut.
"Gue kesel. Gue iri karena lo bisa semudah itu dapetin hati Vela sama sahabat-sahabat Velo. Sedangkan gue harus mati-matian nahan diri buat gak ngebongkar status gue sama Velo karena bisa berimbas gue kehilangan dia." Laura menatapku tajam. Untuk kali ini, wajah menggemaskan cewek itu tampak menyeramkan.
"Tapi, gue berterimakasih sama lo, Kinan. Makasih udah nyadarin gue kalau tindakan yang hampir gue lakuin barusan gak akan merubah fakta kalau Velo bukan milik gue lagi." Laura berhambur memeluk Kak Kinan.
Aku tidak tahu sebenarnya mereka sedekat apa. Tapi, aku bisa melihat bagaimana tulusnya Kak Kinan menenangkan Laura.
Nyatanya, Arvelo tidak pernah salah memilih. Kak Vela yang salah menilai mereka.
Hati Laura tidak sekeras yang dibayangkan. Dan Kak Kinan tidak seegois yang terpikirkan.
Setelah kami saling minta maaf, aku mempertemukan mereka berdua dengan Kak Vela.
Inginku ceritakan detail-nya, namun cowok berjaket hitam yang duduk di sampingku sejak tadi sudah menarik-narik blazer-ku. Maka dari itu, akan kuberi tahu intinya saja.
Kak Vela, Kak Kinan, dan Laura akhirnya berbaikan. Aku menjelaskan apa yang kuketahui tentang kedua mantan Arvelo tersebut pada Kak Vela. Lalu, Kak Vela menjelaskan alasan kenapa dia tidak menyetujui hubungan mereka.
Yang pertama: saat Arvelo berpacaran dengan Kak Kinan. Cewek itu seolah hanya menjadikan Arvelo sopir pribadi tanpa digajih. Mereka berdua jarang sekali menghabiskan waktu berdua karena Kak Kinan sibuk dengan bimbel-nya. Maka dari itu, Kak Vela menganggap Kak Kinan terlalu sibuk dengan dunianya hingga melupakan statusnya sebagai pacar Arvelo.
Dan yang kedua: hubungan backstreet Arvelo dan Laura yang menjadi masalah. Seharusnya Laura berusaha mengambil hati Kak Vela, bukannya malah takut berhadapan dengan kembaran Arvelo tersebut.
Kedua alasan itu memang terkesan sederhana, namun mungkin amat berarti untuk Kak Vela.
"Shenaaa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVELO (Want You With Me)✔
Teen Fiction(DIHARUSKAN FOLLOW SEBELUM BACA!) =Proklisi Series= ARVELO 'There are so many people you want to be with me' 🍭🍭🍭 Sejak kepindahanku yang terjadi atas permintaan Bunda, duniaku seolah berubah. Semesta mempertemukanku dengan orang-orang baru yang m...