12 🦋 Pacaran? 1

386 84 7
                                    

Ting! Ting! Ting! Ting!

"Sayang, ponselnya dimatiin dulu, dong. Ganggu!" bisik Lauren tepat di telinga Vanesha.

Hari ini adalah hari di mana ia berkumpul bersama keluarga besar di rumah bibinya. Bahkan, belum genap tiga hari Lauren dan Rehan terbang ke Amsterdam, mereka sudah pulang, hanya untuk menjemput bibi yang akan ikut di kirim ke Amsterdam untuk menjalani pengobatan yang lebih baik di sana.

"Iya, Mah. Kalau begitu, Shasya izin keluar sebentar ya, Mah?" Lauren mengangguk, lantas Vanesha segera meninggalkan semua orang dan keluar dari rumah.

Vanesha berjalan ke taman rumah bibi sambil memainkan ponselnya. Mulutnya sempat ternganga lebar saat begitu banyak pesan yang mulai masuk ke dalam ponselnya.

"Chilli Bigos?" beonya seraya membaca pesan dari grup whatsapp yang bernama "Chilli Bigos"

Vanesha mendengkus kesal saat ia baru menyadari bahwa grup itu hanya berisi oleh Alisya, Alitta dan dirinya. Ia heran, apa kedua anak itu sangat bosan, sampai-sampai mereka membuat grup tidak berguna seperti ini dan membuat kegaduhan.

Vanesha berniat mengetikan sesuatu di dalam sana. Namun, kegiatannya terhenti ketika vidio call masuk memenuhi layar ponselnya. Dengan kedua bola mata yang ia rotasikan, Vanesha mulai menggeser tombol berwarna hijau dan meletakan ponselnya di depan wajahnya.

Ia berdecih pelan saat ponselnya menampilkan wajah kedua sahabatnya itu, siapa lagi jika bukan Alisya dan Alitta.

"Kalian ngapain, sih! Pakai buat grup nggak jelas kayak gitu, berisik tahu nggak!" decak Vanesha membuka percakapan.

Alisya dan Alitta hanya cengingisan tidak ingat dengan dosa, "itu kerjaan Alisya yang nggak punya pekerjaan," sela Alitta membela dirinya dengan menyalahkan Alisya.

"Lagian aku bosen banget, nih! Liburan nggak ada Vanesha, nggak bisa jalan-jalan sama belanja," gerutu Alisya mencibirkan bibirnya, hal itu membuat Alitta dan Vanesha bergidik ngeri melihatnya.

"Eh, ngomong-ngomong, kamu pergi ke mana, si? Aku ke rumah kamu malah nggak ada orang, adanya Bi Ratri dama Pak Soman lagi berduaan," Vanesha dan Alitta terkekeh kecil melihat ekspresi Alisya yang sangat lebay bin alay.

"Aku di rumah bibi, soalnya bibi lagi sakit."

"Seriusan? Asyik!" Alisya memekik kegirangan, lain dengan Alitta dan Vanesha yang mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Kamu kenapa, Alisya?" tanya Alitta dengan raut wajah yang terlihat sangat bingung.

"Nanti, kalau kamu pulang, beliin oleh-oleh, ya?"

Vanesha mendengkus kesal sambil merotasikan kedua matanya, harusnya ia tahu apa yang Alisya inginkan, bagiamana ia bisa melupakan hal ini.

"Nggak ada oleh-oleh!"

"Ee-eh, aku lupa. Tadi, aku izin ke Mama cuma sebentar, ini udah kelamaan. Aku pamit dulu, ya? Don't miss me, okay?"

"Ee-eh, oleh-oleh jangan lupa!" sela Alisya tidak mau kalah.

"Ya udah, bye!"

Vanesha segera menekan tombol berwarna merah, ia memutuskan sambungannya sepihak.

Jika ia terus melayani kedua sahabatnya itu, bisa-bisa nggak ada habisnya mereka meminta lebih. Dasar sahabat perampok!

🌞🌞🌞


TBC

.

.

.

Part kali ini benar-benar pendek, kan?
Wkwkwk

Vote dan commentnya, yuk.
Jangan siders terus, aku miris lihatnya.

Follow akun wattpad ini
Follow juga akun instagram
@popykhalimah_

Berteman itu indah, bukan?
Tenang, auto follow back, kok.


Lupyu

🌞
♥️♥️♥️
⭐⭐⭐⭐⭐

ALVEROSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang