Part 45 ❤ BERTAHAN UNTUK APA?

394 43 35
                                    

Tuhan menciptakan penyesalan, agar kita tahu
Bahwa, tidak semua hal bisa terulang kembali

***

"CEPAT!! BAWA ANAK KAMU SEKARANG KE RUMAH SAKIT!! CEPAT!! SEBELUM SEMUA TERLAMBAT!!" teriak Yudha yang sudah bangkit dari duduknya, terlihat dengan jelas wajah paniknya.

Semua mata pun membelalak teralihkan kepada Yudha yang mulai berajak untuk menemui Shasya.

"JELASKAN DULU ADA APA!!" bentak Rehan lagi.

"SHASYA MENGINDAP LEUKIMIA AKUT!!!"

DEG

"Ap-apa kamu bilang?"

"Jangan bercanda Yudha! Ini nggak lucu!" sambar Lauren dengan mata yang memerah.

"Untuk apa, aku jauh-jauh kesini cuma bercanda Ren!" ucap Yudha mencoba meyakinkan.

PRANG!!

Semua piring yang tengah di bawa Lauren, seketika terjatuh diikuti dirinya yang terjatuh lemas saat menyaksikan keseriusan dari Yudha.

"TANTEE!!" Alitta diikuti yang lain segera berlari menghampiri Lauren untuk membantunya.

"Om, leukimia akut itu apa?" tanya Zico membuat semua teman-temannya memberi tatapan tajam.

"Om, leukimia akut itu apa?" tanya Zico membuat semua teman-temannya memberi tatapan tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ASTAGA

LO EMANG BODOH ZICO!!

INI BUKAN WAKTUNYA NANYA!!

"Leukimia atau kanker darah itu kanker jaringan pembentuk darah, termasuk tulang sum-sum. Sedangkan leukimia akut itu biasa terjadi pada anak-anak atau remaja. Dan perkembangan penyakit ini itu sangat cepat dan angka kematiannya itu sangat tinggi. Jadi kita harus bawa Shasya ke rumah sakit sekarang! Sebelum akibatnya akan fatal!!" jelas Yudha.

Rehan benar-benar tak percaya dengan apa yang terjadi pada putri satu-satunya itu, tubuhnya membeku seketika. Kevan sendiri juga tidak dapat mempercayai semua ini.

Bagaimana mungkin adiknya yang selalu terlihat ceria dan tersenyum, justru mengindap penyakit seserius ini?

"CEPAT KITA HARUS SEGERA BAWA SHASYA KE RUMAH SAKIT!!!" bentak Yudha berusaha menyadarkan semua orang.

Lauren sendiri pun mulai bangkit berusaha menguatkan dirinya sendiri.

Dengan langkah yang terburu-buru, semua orang pun bergegas menuju ke kamar Vanesha.

Tidak bisa membohongi keadaan, air mata Lauren pun mulai berjatuhan, semakin deras.

Disisi lain, ada perasaan bersalah dan menyesal dilubuk hati seseorang, yah itu semua teman-temannya termasuk Kevan.

Shasya, gue ga nyangka lo sembunyiin masalah ini sendirian

Lo emang adik gue yang kuat

Gue nyesel udah jahatin lo

Gue harap lo maafin kita

Bertahanlah Shasya!!

Sesampainya di depan kamar Vanesha, Kevan segera membuka kamar Vanesha begitu keras, membuat pemilik kamar itu terkejut dengan kedatangan semua orang.

Namun, si pemilik kamar itu hanya bisa menoleh dengan seulas senyum terukir di bibir manisnya.

"SHASYAA!!" teriak Lauren yang langsung menghampiri Shasya, ia langsung duduk di sebelahnya dan memperhatikan hidung Vanesha yang lagi-lagi sudah penuh dengan darah dimana-mana.

"Shasya, hidung kamu banyak banget darah mengalir nak," panik Lauren.

"Bukan mah, ini tadi Shasya abis bikin tutorial make up gitu deh, buat selfi aja," lirih Shasya yang terlihat lemas dan pucat.

"KITA UDAH TAU SEMUANYA. SEMUA PENYAKIT LO. JADI GA USAH BOHONG LAGI LO!!" sambar Kevan yang mulai mendekati keduanya.

"Bang duduk sebentar disini, itu bulu mata lo jatuh," rintih Shasya yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

Kevan yang mulai terduduk diikuti tangan Vanesha yang mulai mengambil bulu mata yang yang terjatuh tersebut.

Tak kuasa menahannya, Kevan segera menghamburkan diri kedalam pelukan Vanesha, ia benar-benar merasa bersalah kepada adik kecilnya itu.

"Bang, lo nangis?"

Diam

Tak ada niat sedikitpun dalam diri Kevan untuk menjawab pertanyaan konyol adiknya itu.

"Bang jangan nangis, lo nggak salah. Ini takdir. Takdir gue,"

"Lo nangis juga nggak akan merubah apapun. Gue akan tetap begini bang,"

"Tapi pelukan lo, merubah perasaan gue. Gue bener-bener rindu pelukan lo,"

Tanpa disadari, semua orangg kini tengah menatap kakak beradik itu.

Tampak jelas dan mudah divsadari di mata Yudha dan Rehan, bahwa kondisi Shasya semakin buruk, bisa di lihat Shasya yang sudah tak bisa melihat dengan jelas dan perlahan menutup matanya.

"Gue sayang lo bang. Gue sayang semuanya" bisik Shasya yang masih bisa terdengar oleh semua orang.

Vanesha terus memeluk Kevan dengan erat sampai akhirnya pelukannya melonggar, pandangannya sudah tidak jelas lagi.

Dan semuanya berakhir gelap.

"SHASYAAAA!!!"

NGGAK!

NGGAK!!

BERTAHANLAH!!

GUE MOHON!!

GUE MOHON!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

VOTE WOY VOTE!!!
JANGAN KEASIKAN BACA DOANG.
HARGAI USAHA GUE, YANG UDAH BERPIKIR KERAS BUAT MERANGKAI KATA DISETIAP KALIMAT!

KAN, JADI ESMOSI DEH!
🙄

CEK MULMED!!
⚠️⚠️⚠️

FOLLOW AKUN WATTPAD INI!!
FOLLOW JUGA AKUN INSTAGRAM
@popykhalimah_


ALVEROSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang