Part 50 ♥️ DON'T GO!

390 29 9
                                    

Hello, I will hold you. Rest comfortably.

- I'm Tired.


***

"I miss you so much princess,"

"I miss you to, Alvero,"

"Shasya ... maaf,"

"Maaf?"


***

"Gg--gue minta maaf,"

"Please, maafin gue," Vero terus saja meracau meminta maaf, sambil memegang tangan Vanesha kuat dan menunduk. Alvero yang malang.

"Ver, Vero! Dengerin gue!" dengan paksa, Vanesha menangkup wajah Vero, membuat empunya berhenti meracau dan mengangkat kepalanya menghadap wajahnya.

"Ngga ada yang salah di antara kita. Ini semua adalah takdir. Takdir gue,"

"Tap--"

"Makasih ver, lo masih mau liat gue di detik-detik terakhir," ujar Vanesha memotong ucapan Vero, membuat Vero mengerutkan keningnya dan semakin memandang Vanesha dengan lekat.

"Sya?"

"Vero maaf, gue belum bisa jadi yang terbaik buat lo, gue selalu nyusahin lo, gue ngga pernah buat lo bahagia, bahkan sampai saat ini," rintih Vanesha dengan suara paraunya.

NGGAK! SEMUA ITU NGGAK BENER!

"Ver, berjanjilah sama gue, lo akan terus hidup bahagia. Setelah ada gue, maupun tanpa gue,"

"Nggak! Gue akan hidup seperti di neraka, kalo lo pergi!" tegas Vero sambil memalingkan wajahnya dari wajah cantik Vanesha. Ia tidak suka, saat Vanesha berbicara melantur, seperti ini.

"Vero, gue capek, gue butuh istirahat, lo mau lihat gue tersiksa?" ujar Vanesha kembali menangkup wajah Vero untuk melihat ke arahnya.

Vero memejamkan matanya lalu membukanya dalam sekejap, "gue masih mau lihat rambut lo yang memutih dan kulit lo yang keriput. Shasya gue yang menua. Lo pasti masih terlihat sangat cantik," lirihnya membual, seraya kembali memejamkan matanya, sesekali ia mencium tangan Vanesha yang berada di wajahnya.

"Ver?"

"Konon, seseorang yang melihat kilas balik momen yang selalu menjadi harapannya atau bahkan momen terbaik di kehidupannya itu, saat sebelum mereka meninggal. Kurasa ini merupakan salah satu dari momen itu,"

"Percaya gue ver. Tahun-tahun yang akan datang berikutnya, semuanya pasti akan bahagia. Gue bersyukur udah terlahir di dunia ini. Dan gue juga bersyukur orang yang gue cintai masih bernafas, meski jika nantinya itu tanpa gue,"

"Semua hal yang pernah lo katakan dan kita lakukan, sepertinya sudah cukup. Gue sangat menikmati kebahagiaan yang lo curahin di setiap detiknya,"

"Ver gg--"

"NGGAK! LO SALAH!" racau Vero melepaskan tangan Vanesha yang mengusap rahangnya dan beralih menggenggamnya.

"Semua itu nggak cukup, nggak akan pernah cukup. Masih banyak yang ingin gue katakan sama lo,"

"Gue mencintai lo sya. Gue cinta sama lo"

"Gue cinta sama lo," rintih Vero tak berdaya, ia sangat tidak rela, jika ia harus kehilangan Vanesha, tidak!

Vanesha mulai senyum manisnya, "asal lo tau ver, gue juga cinta sama lo, bahkan sangat dan sangat,"

"Sampai jumpa, Alvero!"

ALVEROSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang