Hayo, yang sukanya baca tapi nggak vote. Tau nggak rasanya gimana? Rasanya itu kayak cowok yang deketnya sama lo, susahnya sama lo, jalannya sama lo, tapi jadiannya sama cewek lain. Wkwk :)
Jangan lupa berdoa, semoga hujan. Biar yang punya pacar nggak bisa jalan :v
Janlup vote & comment, juga.
Luv ♥️
***
Sosok gadis mungil mulai menuruni tangga pesawat, lantas ia berjalan di tengah kerumuhan orang-orang dengan koper berwarna silver, di tangan kanannya.
Gadis yang bermula mempunyai kedua bola mata, segelap kehidupannya. Kini, ia tutupi dengan soflens berwarna biru beserta kacamata hitam pekatnya.
Rambut hitam kecoklatan, yang awalnya selalu digerai. Sekarang, berubah menjadi warna merah yang sengaja ia kucir, walau hanya menyisakan beberapa helai membuat dirinya terlihat jauh lebih dewasa dan penuh keberanian. Bukan lagi sosok yang selalu ketakutan, rapuh dan lemah.
Dan bibir yang dulunya selalu diam membisu dengan pucat pasi, kini kembali memancarkan ronanya, tanpa goresan make up sedikitpun.
Sejauh apapun perubahan yang telah ia buat. Ia tetap sama, seperti yang kalian kenal, karena ia adalah Vanesha ...
Vanesha Putri Dirgranda.
Perlahan, Vanesha mulai memejamkan matanya sejenak. Satu tahun lebih dua bulan, itu waktu yang cukup lama bagi seorang Vanesha untuk melarikan diri dari segala hal yang menyakitinya.
Bersama koper dan Vera, ia mulai melangkahkan kakinya dengan berat. Mereka mulai menjauhi kerumuhan untuk menemui seseorang yang sudah menanti mereka dengan senyum sumringahnya, Yudha dan Kresna.
Vanesha segera berlari, untuk memeluk Yudha dan Kresna dengan hangat.
"Shasya merindukan kalian," ujar Vanesha.
"Om juga rindu kamu, Nak," balas Yudha tak mau kalah.
Setelah puas dengan sambutan kerinduan, mereka mulai berjalan beriringan menuju ke mobil. Vanesha tersenyum lebar, ia sangat bersyukur, ternyata masih ada orang-orang baik di sekitarnya.
Vanesha menghela napasnya pelan sambil memejamkan kedua matanya. Dalam hati terdalamnya, masih terbelit satu kalimat yang sangat sulit ia lupakan. Dia yang selalu hadir saat semangatnya lengah, yang selalu menghantui disetiap gerak-gerik hidupnya, Alvero ...
Aku kembali.
***
"SAMLEKOOOM! EKCUSMEEE!" Zico masuk ke dalam rumah Vero bersama Rendy.
Plak!
"Ulangi! Salam yang bener!" decak Vero berkacak pinggang, macam ibu komplek. Sedangkan Zico, ia sudah mengusap dadanya berkali-kali sambil membalikan tubuhnya menuju pintu untuk mengulangi salam, lebih baik gini!
"Assalamualaikum warrohmatullohi wabarokatu," salam Zico dan Rendy bersamaan. Bukannya menjawab salam, Vero justru melamun bersama pikirannya.
"SAMLEKOOOM SAYAANG! SUAMI PULANG!" pekik Vero berjalan memasuki rumah gadisnya, di rumah itu hanya ada gadisnya, maka dari itu ia berani bertingkah seperti itu.
"Sejak kapan salam berubah jadi begitu, hah? Ulang!"
Vero menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "hah? Uu-ulang gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVEROSA [END]
JugendliteraturHAI-HAI! 🦋🦋🦋 SEBELUMNYA AKU MINTA MAAF SAMA KALIAN SEMUA, YA! MUNGKIN ADA BEBERAPA PART YANG NGGAK NYAMBUNG ATAU ANEH. KARENA, CERITA INI SEDANG MASA PERBAIKAN! DAN KARENA AKUNYA MALAS. JADI, MASA PERBAIKANNYA LAMA. wkwk. 🌞🌞🌞 Kisah ini tent...