CH. 1

46.1K 569 7
                                    

WARNING!! MENGANDUNG KONTEN DEWASA, BANYAK KATA KASAR, KEKERASAN, SUICIDAL THOUGHT, MENTION OF DEAD.

CERITA INI SENSITIF DAN SEDIKIT KETRIGGER JADI MOHON KEBIJAKAN DALAM MEMBACA! 🔞🔞⚠️⚠️⚠️.
______

Jika semua orang berlomba untuk menjadi cantik, maka bagiku kecantikan itu sebuah kutukan.

Aku—Delisha Makara, seorang gadis yang dianggap semua orang cantik secara fisik, tapi aku tidak merasakan itu karena hidupku hancur luar dalam.

Jika dalam sebuah keluarga anak tercantik menjadi sebuah anugerah yang disanjung oleh anggota keluarga dan menjadi mahkota emas di keluarganya, maka itu tidak terjadi padaku. Kecantikan ini membawa kutukan bagiku.

Aku dibenci keluarga sendiri hanya karena punya fisik sempurna, padahal aku hanyalah gadis cacat yang penuh kekurangan kasih sayang.

Aku adalah anak yang lahir tanpa direncanakan. Papa dan Mama berencana hanya memiliki satu putri di kerajaan mereka dan aku hadir tanpa ada yang menunggunya.

Saat sudah mengerti dengan keadaan sekitar, aku sadar bahwa perlakuan Mama dan Papa terhadapku dan Kak Geisha Sakara sangat berbeda. Kak Geisha sangat cerdas dan banyak mempunyai bakat. Sedangkan aku... aku hanya dipandang sebagai gadis pembawa sial yang tidak diinginkan sama sekali.

Aku sedang mengintip di balik jendela Mama dan Papa yang sedang bermain bersama adikku, Meisha Nakara. Jika aku gadis yang tidak dinginkan maka kelahiran Meisha ke dunia sangat disambut baik oleh mereka.

"Papa... Memei mau makan apel," rengek Meisha.

"Lisha... ambil apel untuk adikmu. Cepat! Kupas kulitnya," teriak Mama.

Terkadang teriakan itu aku abaikan dan berpura-pura tidak mendengar tetapi Mama akan masuk ke kamar dengan membanting pintu sekuat mungkin dan menjambak rambut, dan membanting tubuhku berkali-kali ke lantai.

"Lisha!! Kamu dengar!! Cepat!" Pekikan itu kembali menggema.

Aku yang terdiam sambil memandang keluarga itu iri akhirnya bergegas ke dapur sebelum rambutku botak karena dijambak bahkan ditampar.

Membuka kulkas mengambil tiga butir apel merah, dan mulai mengupasnya.

"Kak Lisha, pake mayonaise," teriak Meisha dari luar.

Kebiasaannya yang selalu dimanja membuat Meisha jadi tidak sopan padaku, dan jadi anak yang bossy. Sedangkan Geisha dengan sifat cuek dan sinisnya, tapi sekali berbicara mulutnya sangat tajam.

Aku yang sedang mengupas dengan terburu-buru tanpa sengaja mengiris tanganku dan melihat ke bawah piring sudah ada beberapa gumpal darah di apel tersebut dengan cepat mencuci tangan di sink dan kembali mengupas apel dengan cepat.

Jika satu teriakan lagi dari Meisha maka giliran Mama masuk ke dalam dan memaki-maki aku.

"Lisha... kenapa apelnya sampai ada darah! Nggak ikhlas kamu kerja? Baru juga segitu aja. Anak tak tahu terima kasih!" teriak Mama aku hanya meringis karena saat sadar rambutku sudah ditarik kuat, dan Mama menyeret tubuhku mendekat ke tembok.

"Anak sialan! Kenapa nggak mati aja? Kerja segitu aja nggak becus!" geram Mama menghantuk-hantuk kepalaku ke tembok.

Aku kembali meringis ketika berkali-kali Mama membenturkan kepala ke tembok.

DELISHA (END+LENGKAP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang