CH. 42

1.8K 56 4
                                    

Delisha tidak membenci Cheryl, tapi jiwanya terkuras habis membuatnya seperti mengabaikan Cheryl, padahal dia selalu memperhatikan putrinya.

Dia duduk dari kejauhan dan melihat Cheryl yang sedang menggambar, Cheryl sangat suka sekolah dan paling semangat mengerjakan PR, diam-diam Delisha bangga jadi seorang ibu.

"Ayam-ayam punya ekor. Eh maksudnya, ayam-ayam punya sayap." Cheryl berbicara sendiri dan meralat perkataannya sendiri.

Cheryl membongkar tas miliknya dan mengeluarkan pewarna dan mulai memberi warna sesuai dengan imajinasinya.

Delisha langsung berangkat dari tempat duduk membuatkan susu untuk Cheryl. Dia mengaduk susu begitu lama sambil memikirkan Ayden yang menguras emosinya begitu dalam.

Delisha menggeleng dan membawa gelas susu itu di hadapan Cheryl dan mulai belajar bersama Cheryl.

Ayden sudah lulus kuliah. Baiklah! Delisha tak ingin memikirkan laki-laki itu, walau pikirannya tetap ke sana meski raganya berada dalam ruangan ini.

"Susu!" Cheryl berseru senang dan tersenyum sambil minum susu miliknya.

Delisha bisa melihat jika Cheryl adalah anak yang ceria bukan seperti dirinya yang terus merasa terpuruk dengan hidupnya. Cheryl adalah orang yang bisa menebarkan positive vibes pada orang-orang di sekitarnya.

Delisha memangku Cheryl dan mencium pucuk kepala putrinya dengan sayang. Terkadang dia terbangun di tengah malam dan tak percaya dengan nasibnya jika dia  punya anak, sudah besar malah.

"Peluk Mami," pinta Delisha.

Cheryl berbalik dan memeluk leher Delisha yang tertawa, hanya mereka berdua. Delisha hanya punya Cheryl berlaku sebaliknya, Delisha berharap hubungannya bersama Cheryl terus baik sampai mereka tua.

"Mami kalau udah kerja nanti kita beli banyak mainan untuk Cheryl," kata Delisha.

Cheryl lantas mengangguk, dia mencium pipi ibunya membuat Delisha membalas dan menggelitik perut Cheryl.

Di atas karpet bulu berwarna ungu tersebut mereka berbagi kebahagiaan, walau Delisha terus merasa risau.

💰💰💰💰💰

Inilah yang dilakukan Ayden setiap hari, menunggu Delisha di sekolah Cheryl dan dia ingin membicarakan semua masalah, tapi Delisha selalu menghindari dirinya.

Laki-laki itu melihat wajahnya di kaca spion. Sudah tampan! Delisha pasti akan menyukai dirinya. Baiklah, singkirkan opsi itu.

Ayden baru saja lulus kuliah dua bulan lalu, sengaja belum bekerja agar menyelesaikan masalah yang terjadi bersama Delisha.

Matanya melihat dua bidadari berjalan berdampingan, senyumnya langsung terbit. Begitu mengemaskan, ibu dan anak yang sangat serasi, seperti induk koala dan anaknya atau mungkin panda.

Ayden tahu Delisha sudah sangat hafal dengan mobilnya, jika melihat mobil itu Delisha akan menghindar.

Mereka memasuki gerbang sekolah, Delisha berjongkok dan berbicara pada Cheryl yang hanya mengangguk, Delisha tersenyum dan mencium Cheryl.

Ayden ikut tersenyum, merasa bangga, juga perasaan cinta yang punya untuk Delisha kian menguat. Wanita ini benar-benar jadi ibu panutan yang hebat. Mereka bisa punya anak lagi, Cheryl akan punya adik sepuluh dan semuanya perempuan, plus harus cantik seperti Delisha. Ayden terus tersenyum seperti orang gila membayangkan ini. Tak sabar impian itu terjadi.

"Kamu nggak akan bisa lari dariku, Sayang. Aku kangen bangat sama kamu. Makin cantik ya sekarang," bisik Ayden.

Nekat, Ayden langsung memeluk Delisha membuat gadis itu mendorong mantan kekasihnya, tapi pelukan Ayden makin kuat. Delisha melirik orang-orang di sekitar mereka, dia malu jika orang-orang melihat adegan tak senonoh ini.

DELISHA (END+LENGKAP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang