CH. 43

1.7K 48 12
                                    

BELASAN TAHUN KEMUDIAN.

Delisha tahu Cheryl menganggap dirinya ibunya yang kejam. Dia tidak bisa mencegah saat Cheryl tumbuh menjadi anak yang tidak mendapatkan kasih sayang orang tua.

Hubungan mereka dingin, bahkan tidak bertegur sapa.

Cheryl sudah besar, sudah kuliah, walau Delisha terus memperhatikan putrinya dari jauh. Saat melihat Cheryl dia selalu merasa bangga menjadi seorang ibu. Dia tidak pernah membenci Cheryl.

Delisha pusing dengan toxic relationship yang dia jalani bersama Ayden, terus bertengkar, berbaikan lagi, dan circle setan itu kembali. Delisha sudah dewasa, mandiri, punya karier bagus tentunya, dia tidak butuh Ayden jika terus-terusan terjebak dengan toxic relationship.

Bertahun-tahun juga Delisha tak pernah membuka hatinya untuk laki-laki lain, rasa itu hanya tersimpan untuk Ayden dan juga Delisha malas untuk drama.

Dia sudah tahu bagaimana capeknya menjalani hubungan racun. Ayden sering menemui dirinya berbicara baik-baik dan ingin bertemu Cheryl tapi Delisha melarang keras.

Akhirnya Ayden punya cara lain agar dia tetap melihat Cheryl dan bertanggung jawab. Ayden mengutus Juna untuk memperhatikan Cheryl sebagai adiknya dan pacar Juna bersahabat dengan Cheryl, hal itu memudahkan dirinya untuk memantau perkembangan Cheryl.

Berkali-kali Ayden meminta Delisha  mereka menikah, berkali-kali juga Delisha menolaknya.

Delisha tidak akan menerima Ayden di saat laki-laki itu terus dekat dengan Nina. Delisha tak pernah suka Nina dan Ayden seperti merasa utang budi pada wanita itu.

Belasan tahun mereka hidup seperti ini.

Delisha duduk di cafe sedang menunggu Ayden, walau hubungan mereka simpang-siur, tapi komunikasi mereka tak pernah putus, Delisha memberi syarat pada Ayden, terus komunikasi dengannya tapi tidak untuk bertemu Cheryl.

Ketika laki-laki yang dibicarakan itu keluar dari mobil dengan memakai topi berwarna hitam, Delisha harus mengakui jika Ayden masih tampan dari remaja hingga kini.

Mereka sudah sama-sama kerja. Sudah mapan, bukan lagi remaja nakal yang melakukan hal bodoh dan berakibat pada masa depan mereka.

Darah Delisha selalu berdesir hebat saat melihat Ayden. Laki-laki itu masuk ke dalam, Delisha hanya memperhatikan Ayden. Selain keegoisannya yang tak bisa membuat mereka bersatu, Ibu Ayden adalah penghalang utama, padahal mereka sudah dewasa dan mapan, tapi Ibu Ayden tak bisa menerima Delisha.

Ayden memanggil waitress dan memesan minuman miliknya.

"Kamu apa kabar?" tanya Ayden membuka percakapan.

Delisha hanya memperhatikan laki-laki ini, dia melihat titik-titik hitam bakal jenggot di sepanjang dagu Ayden. Sepertinya laki-laki ini baru selesai bercukur. Tangan Delisha terulur untuk merasakannya.

Ayden langsung menatap perempuan cantik di depannya. Dari remaja hingga dewasa bagi Ayden wanita cantik itu hanya Delisha, dia tak pernah melihat dan menjumpai wanita cantik lain selain Delisha.

Ayden menahan tangan Delisha, tapi Delisha langsung menarik tangannya. Delisha melihat ke luar. Belasan tahun, 20 tahun dia mengenal Ayden, Cheryl sudah kuliah bahkan Cheryl bisa menikah sebentar lagi. Mereka sudah setua ini ternyata, anak mereka bahkan sudah dewasa.

Minuman milik Ayden datang. Delisha hanya menopang dagunya.

"Apa yang mau kamu bicarakan?"

Delisha dari dulu tak suka berbasa-basi dan Ayden tahu itu.

Ayden menghela napas, lagi-lagi mereka terjebak dengan dalam lingkaran setan ini, padahal Ayden ingin menyudahi dan mereka hidup bersama, sebenarnya dia juga capek, Delisha terlalu keras kepala dan egois.

DELISHA (END+LENGKAP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang