CH. 25

2.5K 71 6
                                    

"Ada apa sih, Pa?" tanya Ayden jengkel.

Delisha merasa seolah langit runtuh dan menimpa dirinya. Tubuhnya langsung terasa lemas, dia kabur dari kandang singa ke kandang macan.

Gadis itu hanya mencengkram gendongannya dan terdiam. Dari dulu dia tak pernah percaya dengan orang tua dan orang dewasa. Baginya orang dewasa itu bengis dan begitu egois. Mereka hanya mau dapat bagian enaknya dan tak mau berkorban atau terus menuntut agar anak yang lebih mengerti mereka, padahal anak tak pernah minta untuk dilahirkan.

Linda yang bergabung langsung terdiam saat melihat dua remaja berdiri di tangga, begitu juga dengan Ayden yang berdiri kaku memegang ransel berwarna cokelat tersebut.

"Oh dia yang hamil itu kan?" Linda membuka suara.

Mata Delisha mengikuti Ibu Ayden yang melihat gendongan yang ia bawa berisi bayi bukan umbi-umbian.

"Mama, Lisha, mau tinggal di sini aja," lapor Ayden.

Delisha kian menunduk dalam, dia tak pernah minta untuk tinggal di sini. Ayden yang memaksanya dan sekarang terlihat jika dia yang menyuruh cowok ini untuk membawa dirinya ke rumah ini.

Sial!

"Orang tua kamu tahu ini?" selidik Billy.

Delisha diam saat ditanya Ayah Ayden, dia memandangi Ayden yang menatapnya dirinya menunggu jawaban keluar dari bibir mungil miliknya.

"I-iya."

"Orang tua Lisha yang nyuruh bawa ke sini."

"Itu artinya mereka tak bisa menerima anak ini. Dan kamu pikir, Mama mau nerima gitu juga?" balas Linda sengit.

Orang tua ini memang sudah tidak Delisha suka dari awal. Dia jahat! Dia perempuan tapi tidak pernah mengerti bagaimana rasanya melahirkan. Apa jangan-jangan dia tidak pernah melahirkan?

Delisha juga seorang ibu sekarang, jadi paham betul bagaimana rasa sayang pada anak.

Delisha mengelus-elus gendongan dan merasakan bokong bulat mungil Cheryl. Hatinya sedikit tenang saat merasakan dia tidak sendiri, masih ada anaknya yang akan berjuang bersama dirinya.

"Coba sini anaknya."

Delisha dan Ayden saling berpandangan dan Ayden mengode agar Delisha mengeluarkan Cheryl. Gadis itu mengeluarkan putrinya yang tidur dengan begitu pulas.

Memberi pada Ayden dan cowok itu memberi Cheryl pada kakeknya.

"Lucu."

Delisha masih berdiri di atas tangga saat Ayden menarik tubuhnya dan turun dari tangga dan bergabung dengan keluarga itu. Orang tua Ayden langsung suka dengan bayi Cheryl yang mengemaskan.

"Kata Nenek namanya Cheryl, kan?" tanya Linda.

Delisha hanya duduk diam, dia sebenarnya sangat mengantuk dan seluruh tubuh terasa remuk tapi dia tahan dan bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa.

"Siapa nama kamu?"

"Lisha."

"Coba Lisha panggil orang tua Lisha kita bicarakan hal ini. Walau usia kalian belum legal. Kalian masih di bawah umur dan butuh pengawasan orang tua masing-masing."

Diam-diam Delisha meremas tangan Ayden. Gadis itu tak mau orang tuanya terlibat dalam hal ini. Delisha sudah berjanji untuk tidak mengenal para iblis itu, mereka lebih kejam dari Firaun.

"Udah malam. Tidur aja dulu. Besok kita bicarakan ini," putus Billy.

Delisha akhirnya bernapas lega. Dia memang butuh istirahat dan butuh tidur.

DELISHA (END+LENGKAP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang