CH. 32

1.7K 68 4
                                    

"Happy birthday to you."

"Happy birthday to you."

"Happy birthday, happy birthday dear Mami."

Dia tersenyum tapi tak ingin membuka matanya. Saat selimut itu dibuka dia tersenyum dan bangun.

Delisha mencium Cheryl terlebih dahulu sebelum menutup matanya dan meniup lilin membuat permohonan yang dia sendiri tahu.

"Terima kasih semuanya. Akhirnya legal," ujar Delisha. Dia senang, akhirnya usianya legal.

Gadis itu memeluk Oma yang selalu support, selalu ada untuknya walau banyak rintangan datang tapi Oma selalu terdepan untuk Delisha.

"Terima kasih."

Delisha memeluk Ayden yang memegang cake kecil di atasnya ada lilin. Selain Oma, cowok ini yang membuat dirinya bisa tegar hingga kini.

Ayden adalah support system terbaik yang Delisha miliki. Mereka saling support hingga tak terasa jika sekarang usia Cheryl tiga tahun. Cheryl makin pintar dan cantik seperti Delisha.

"Happy birthday, Mami," ucap Cheryl dengan suara kecil menggemaskan.

Delisha tersenyum dan memeluk putri semata wayangnya. Rambut Cheryl baru saja digunting pendek karena dia risih punya rambut panjang.

"Terima kasih, Sayang. Kita makan kue?"

Delisha tak tahu sekarang pukul berapa, tapi dia sebenarnya mengantuk dan Cheryl tidak tidur.

"Ayo makan kue dan tidur lagi ya," ajak Delisha pada Cheryl.

Cheryl menggeleng, dia sangat bersemangat sekarang.

Lampu kamar dihidupkan dan sekarang Cheryl semakin bersemangat, dia meloncat-loncat di atas kasur.

"Oma nggak kuat mau tidur," pamit Oma.

Cake mini itu dipotong dan Delisha memberi semua pada Cheryl, Cheryl bersemangat sekali makan. Delisha sedang sibuk mengurus masuk kuliah, tentu saja dia akan masuk ke kampus yang sama dengan Ayden.

"Udah 18 tahun." Delisha berkata dengan tak percaya.

Dia bisa bertahan hidup hingga 18 tahun. Ayden sudah berusia 20 tahun, sudah cukup dewasa untuk memanage masalah. Mereka telah melewati satu fase, tinggal fokus pada kuliah dan akhirnya memutuskan berakhir bersama atau tidak.

Delisha memangku Cheryl sambil makan kue. Cheryl menyuapi ibunya membuat Delisha mencium pipi Cheryl dengan sayang. Malaikat ini segalanya.

"Mau juga dicium," goda Ayden menyodorkan pipinya. Delisha tersenyum menggeleng sembari mendorong Ayden.

Mereka akhirnya keluar dari kamar dan duduk di ruang tamu. Tengah malam Cheryl malah mengeluarkan semua mainannya dan bermain. Delisha duduk di sofa bersama Ayden.

"Udah besar sekarang, kan? Udah dewasa, udah legal," papar Ayden.

Delisha tersenyum saat Ayden mengelus-elus pipinya. Mereka adalah couple goals yang banyak membuat teman-temannya iri karena Ayden adalah laki-laki luar biasa bagi Delisha yang cantik.

Keduanya mengintip Cheryl dan bocah itu tidak menghiraukan keadaan sekitar. Ayden dan Delisha langsung mencuri ciuman dan tertawa bersama dengan kekonyolan itu. Selanjutnya mereka tertawa lagi karena sekarang adalah tengah malam waktunya istirahat.

"Aku boleh tidur di sini, nggak?"

"Ish! Nggak boleh. Aku tidur sama anak aku aja."

"Aku suami kamu," balas Ayden tak mau kalah.

DELISHA (END+LENGKAP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang