CH. 14

2.7K 87 9
                                    

Makhluk hidup mempunyai insting yang luar biasa untuk bertahan hidup karena kejamnya seleksi alam yang jahat membuat mereka melakukan apa saja untuk bertahan hidup.

Delisha menarik napas panjang. Melihat dirinya di cermin, dia beruntung mempunyai insting yang begitu tajam bagaimana bertahan dengan kondisinya yang seperti sekarang.

Gadis itu menarik bungkusan pembalut dan menatap nanar benda tersebut. Jika bukan hamil dia hanya perlu memakai setiap bulan dan tak perlu banyak drama.

Delisha diam dan menuangkan darah tiruan yang beli online. Setelah ini dia akan menuangkan sedikit obat merah itu di rok sekolahnya dan semua orang akan mengira dirinya sedang datang haid bukan hamil seperti sekarang.

Miris memang, tapi inilah satu-satunya cara untuk bertahan. Mengugurkan kandungan rasanya sudah tak mempan, Delisha bisa overdosis karena kebayankan mengonsumsi obat yang berlebihan, malah nyawanya yang ikut melayang. Dari dulu dia memang ingin menghabiskan nyawanya, tapi tidak dengan cara konyol seperti ini.

Mengeluh tak mengeluh, sekarang bertahan adalah hidup.

Jadi, dia harus berpura-pura menutupi kehamilannya dari semua orang, dari warga sekolah, para iblis di rumah ini.

Semenjak hamil mata Delisha begitu terbuka dengan lebar, luas dan dia jadi memandang dunia lain. Delisha ditempa untuk menjadi dewasa sebelum usianya, bahkan ia akan terus menjalani hidup dengan kondisi masih remaja dan hamil.

Delisha masih belum percaya nasibnya akan berakhir menjadi mama muda, tapi mungkin ada hikmah atau ada sebuah kepastian dari musibah yang seolah tak ada habisnya.

Kembali menjalankan ritualnya. Setelah ini dia akan menjadwalkan menstruasinya sendiri, jadi setiap bulan dia harus berpura-pura tembus hingga semua orang percaya dia adalah normal bukan ibu hamil.

Delisha sudah menghitung masa kehamilannya, dan akan melahirkan di saat ujian nasional selesai dilaksanakan. Ia bersyukur karena ini, dia bisa menutupi kehamilannya dan melahirkan saat libur panjang sebelum memutuskan untuk melanjutkan sekolah atau mengurus anak, walau Delisha tetap bertekad untuk ssekolah.

Pemikiran Delisha dan anak sesuainya tak lagi sama. Terutama tentang seks edukasi, Delisha sudah mempelajari semuanya.

Menyesal. Ia teramat menyesal kenapa baru belajar sekarang! Atau mungkin dengan kejadian begini yang membuatnya untuk terus belajar dan haus akan ilmu.

"Mangat, Lisha. saat ini kamu bisa menyesal, kita tidak tahu di masa depan kamu malah mensyukuri hal ini. Mungkin dengan begini kamu tak terlalu merasa kesepian. Kamu punya teman, Lisha!" Delisha tersenyum di depan kaca.

Punya teman! Semacam ada harapan besar di sana karena selama hidupnya dia terus merasa kesepian.

💸💸💸💸💸💸💸

Ayden memang jarang berinteraksi dengan orang tuanya karena orang tua tua itu sibuk bekerja.

Dia adalah anak semata wayang, membuat hidupnya kesepian dan Ayden lebih nyaman berada di luar atau bersenang-senang bersama teman-temannya apalagi melakukan hal nakal, sudah sering ia lakukan. Bagi Ayden semua itu normal, masa remaja adalah masa paling indah, masa coba-coba walau sekarang ia kebablasan.

Ayahnya merupakan seorang direktur utama di perusahaan milik negara, ibunya bekerja di tempat yang sama.

Jika ditanya fasilitas dia memang mendapatkan semuanya. Orang tuanya bekerja untuk anak semata wayangnya agar mendapatkan yang terbaik, semua fasilitas terbaik dan sekolah terbaik, bahkan orang tua Ayden sudah punya tabungan khusus untuk Ayden mengenyam pendidikan di luar negri.

DELISHA (END+LENGKAP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang