"Ayo, bangun. Katanya mau sekolah."
Delisha menggelitik perut buncit Cheryl yang masih memakai baju tidur anak berwarna abu-abu, rambutnya sudah panjang kembali.
Rambut Cheryl cepat sekali panjang membuat dia risih, tapi Delisha rajin menyisir dan memberi pita warna-warni di kedua sisi kiri dan kanan membuat Cheryl suka dengan rambut baru miliknya.
"Bangun, dong," bujuk Delisha terus menggelitik perut Cheryl saat bocah itu makin memeluk boneka beruang busuk miliknya.
Semalam, Cheryl bilang mau ikut Maminya ke sekolah, Delisha mengiyakan, dia hanya mengantar tugas dan tanda tangan absen di kampus jadi Cheryl tidak akan menganggu. Kuliah jam 10. Sekarang jam setengah sembilan, harus secepatnya karena untuk mengurus Cheryl sendiri butuh waktu lama.
"Ya udah deh, Mami pergi sekolah sendiri."
Delisha turun dari ranjang saat Cheryl tersenyum dan bangun. Delisha mana tahan, dia langsung memeluk putrinya dan mencium dalam.
"Busuk. Sarapan dulu, trus mandi ya. Atau mandi dulu?" tanya Delisha.
"Mandi," jawab Cheryl.
Delisha mengangguk, langsung membawa Cheryl ke kamar mandi. Menuntaskan kebutuhan di pagi hari, Delisha mengajarkan Cheryl cara menyikat gigi yang benar. Diputar video animasi, Cheryl menyikat gigi sendiri dan Delisha membantu akhirnya. Setelah itu memandikan Cheryl.
Mengurus kebutuhan Cheryl lebih repot daripada diri sendiri.
Setelah memakai pakaian berwarna merah, Delisha membuatkan sarapan untuk mereka. Sebenarnya asisten Oma sudah menyiapkan sarapan untuk mereka semua, tapi khusus untuk Cheryl biasanya Delisha yang menyiapkan kecuali dia kuliah pagi walau selalu menyempatkan kebutuhan Cheryl terlebih dahulu baru dirinya.
Cheryl sarapan, Delisha duduk dan memperhatikan dengan bangga.
"Cepat habiskan, nunggu Mami mandi ya. Dan kita sekolah."
Cheryl tersenyum. Manis sekali. Delisha begitu bangga dan bahagia dengan hidupnya sekarang.
Akhirnya Delisha menyiapkan puzzle agar Cheryl memasangnya dan dia mandi.
Mainan Cheryl begitu banyak, Oma memanjakan dirinya, Ayden juga sering membeli mainan untuk Cheryl. Sebenarnya Delisha sedikit berbangga diri jika dia jadi orang tua yang luar biasa buat anaknya.
💰💰💰💰💰💰
"Senang?" tanya Delisha.
Cheryl langsung meloncat dalam bus kampus yang akan mengantarkan mereka ke kampus. Sebenernya ada desak-desakan, tapi Delisha menunggu stok bus terakhir dan Cheryl bisa dapat tempat duduk. Terkadang saking ramainya tidak dapat tempat duduk.
Cheryl duduk di samping jendela, dia langsung berteriak norak melihat banyak bangunan dan pohon-pohon.
Delisha hanya tersenyum dan dengan sabar menjawab semua pertanyaan Cheryl. Seluruh mahasiswa memandangi dirinya aneh karena membawa anak ke kampus.Kelamaan kena angin, Cheryl tertidur dalam bus. Delisha hanya mencium putrinya sambil memikirkan tentang masa depannya. Bagaimana hidupnya setelah ini, bagaimana pertumbuhan Cheryl.
Delisha turun dari bus sambil mengendong Cheryl yang belum sadar. Saat mendengar banyak orang ribut di fakultas Cheryl bangun walau harus bermanja-manja terlebih dahulu.
Dia hanya menyandarkan kepalanya di bahu sang ibu dan melihat banyak sekali orang. Cheryl lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, jarang sekali keluar rumah.
Teman-teman Delisha melihat Delisha dengan tatapan tak suka karena tak menyangka Delisha bisa serapi itu menyembunyikan statusnya.
Lagi-lagi Delisha dicap munafik! Murahan! Punya anak tapi tak punya suami. Punya anak saat masih sekolah, usianya masih sangat muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELISHA (END+LENGKAP)
Novela Juvenil"Lo hamil!" ucap Ayden, kekasih Delisha. "A-apa?" tanya Delisha polos. "Lo hamil!" tegas Ayden lagi. "T-tapi." "Kita sering melakukannya, dan kita main tanpa pengaman." "J-jadi?" "Gue mau putus! Terserah mau diapakan anak itu, umur gue masih 1...