Masa remaja adalah masa untuk mengenal jati diri.
Banyak hal di sekitar yang membuat para remaja penasaran dan coba-coba. Jika tidak dibekali dengan ilmu yang cukup atau diberi edukasi yang baik tentu mereka akan terjerumus dan masa remaja yang seharusnya disiapkan demi masa depan seolah tergerus dan tak ada masa depan yang menjanjikan di sana.
Seks edukasi itu sangat penting. Para orang tua atau orang terdekat sebisa mungkin mendengarkan anak-anak mereka saat mereka mengadu menjalani pelecehan seksual. Bukan malah tutup mulut karena pelaku adalah keluarga dan akhirnya membuat anak trauma hingga dewasa.
Delisha benar-benar tak tahu jika masa depannya telah direnggut paksa.
Dia tak tahu jika masa depannya bisa hancur hanya karena semua kepolosannya. Ketika dengan suka cita Delisha menyerahkan dirinya pada Ayden. Padahal Ayden juga begitu muda, belum mengerti apa itu bertanggung jawab jika seandainya dia hamil.
Bagian terburuknya Delisha tak mengerti konsep keperawanan. Dia tak sadar jika sekarang dirinya tak perawan. Delisha menganggap jika yang ia lakukan bersama Ayden adalah salah satu permainan anak kecil seperti bermain layang-layang, atau lomba sepeda.
Permainan yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa sudah dia lakukan dan sekarang Delisha ketagihan dengan aktivitas itu.
Delisha tak malu memintanya pada Ayden. Padahal Ayden seperti menghindar. Cowok itu tahu jika gadis bodoh dan polos ini bisa hamil.
Ayden terdiam memikirkan semua ini. Ia ketakutan, usianya masih sangat kecil 16 tahun. Belum bisa bertanggung jawab atau menjadi ayah semuda ini.
Ayden berbalik melihat Delisha yang tertidur di sampingnya sambil memeluk dirinya. Tidurnya begitu damai, mereka baru saja bercinta.
Mengerikan, bukan? Bahkan hampir setiap hari mereka melakukan aktivitas ini. Gejolak jiwa muda terus memacu. Delisha benar-benar ketagihan dengan seks, dan Ayden seperti tak bisa mencegahnya karena tujuan utama dia adalah merusak gadis ini dan bersenang-senang bukan mengedukasi anak orang.
Semuanya jadi kacau. Perjalanan mereka masih sangat panjang. Minimal sepuluh tahun lagi baru mereka bisa melakukan aktivitas terlarang ini, tapi mereka sudah terjerumus ke dalamnya.
Ayden memang sudah lama melakukan aktivitas seksual saat masih SMP. Ketika mereka pergi bermain ke kos teman dan menonton cerita blue rasa penasaran selalu menjerumuskan.
Akhirnya Ayden melepaskan keperjakaan pada teman wanita beda sekolah yang seusia dengannya. Gadis itu sudah duluan tak perawan dengan pacarnya terlebih dahulu. Ternyata rasanya menyenangkan dan bikin ketagihan.
Dari coba-coba, Ayden dan teman-temannya janjian dengan gadis teman satu sekolah atau beda sekolah dengan sirkel yang sama melakukan hal ini. Terkadang mereka takut kena penyakit, tapi sampai saat ini sirkel mereka belum ada yang kena penyakit mengerikan mungkin karena usia yang masih muda.
Ayden memasukan Delisha dalam lingkaran setan ini. Dan bodohnya lagi, Delisha tak tahu apa-apa jika dirinya telah hancur. Masa depannya telah hancur dan dia si brengsek itu!
Cowok ini bingung bagaimana bilang pada Delisha jika ia ingin berhenti, dan mereka tak bisa berteman lagi? Ayden tak ingin membuat Delisha terus terjerumus karena sebenarnya Delisha anak baik-baik. Bukan dirinya yang sudah bobrok sedari dulu. Merokok, seks bebas, atau bahkan mereka mabuk-mabukan di kos Vrada.
Kepala cowok itu kembali pada lawan yang sudah bangun dan tersenyum padanya.
"Aku akhir-akhir ini merasa kayak bawaannya aneh. Mau nangis tiba-tiba. Kadang mau muntah," lapor Delisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELISHA (END+LENGKAP)
Ficção Adolescente"Lo hamil!" ucap Ayden, kekasih Delisha. "A-apa?" tanya Delisha polos. "Lo hamil!" tegas Ayden lagi. "T-tapi." "Kita sering melakukannya, dan kita main tanpa pengaman." "J-jadi?" "Gue mau putus! Terserah mau diapakan anak itu, umur gue masih 1...