CH. 26

2.4K 85 4
                                    

Delisha pura-pura mencium Cheryl, malu bukan kepalang setelah Ibu Ayden menangkap basah mereka yang tengah ketahuan berciuman.

"Cheryl tidur di sini aja." Delisha berkata dengan malu-malu walau Ibu Ayden menatapnya tajam.

"Nanti kalian nggak bisa ciuman lagi. Awas Cheryl punya adik lagi," sindir Linda.

Delisha malu luar biasa. Gadis itu hanya menunduk dan pura-pura mengelus-elus pipi merah Cheryl. Dia mengangkat wajahnya dan Ibu Ayden masih berdiri di sana. Dia sudah merasa tak nyaman dan besok Delisha bisa diusir rasanya.

"Mama mau nunggu atau biar Cheryl di sini?" tanya Ayden.

"Ya udah, tidur sama kalian aja."

Delisha bernapas lega saat Ibu Ayden keluar kamar. Dia malu, dia adalah tamu tak undang di rumah ini dan bisa diusir kapan saja.

Gadis itu meletakan putrinya yang masih merah dan mengelus-elus pipi Cheryl. Delisha tersenyum, tiada hari tanpa senyum jika melihat wajah polos Cheryl. Bayi ini segalanya untuknya, bayi ini adalah sumber kekuatannya.

"Cheryl mirip sama kamu," celetuk Ayden.

Delisha menatap Ayden bertanya tak mengerti. "Kenapa?"

"Cantik."

Delisha diam. Tidak tersentuh, tidak juga marah, merasa itu hanya perkataan biasa.

"Ngantuk?" Delisha mengangguk dan mencoba menutupi matanya walau Cheryl masih menyusu tapi dia biarkan, semoga nanti Delisha bisa tersadar hingga Cheryl tak tersedak air susu.

Gadis itu mencium pipi putrinya lagi. Mereka bertiga tidur.

Simulasi keluarga kecil yang diam-diam Delisha dan Ayden inginkan.

💰💰💰💰💰💰

Delisha tahu sudah terang dan orang-orang sudah pada sibuk, tapi dia tak bisa membuka matanya, matanya terasa sangat berat.

Dia ingin terus tertidur nyaman dalam dekapan hangat tersebut, Delisha bisa merasakan tubuh mungil Cheryl. Rasanya masih mengantuk berat dan tak ingin membuka mata karena tahu kenyataan yang akan ia hadapi selalu membuat dirinya mati rasa.

Ingin membuka mata tapi matanya seolah ditempelkan lem setan hingga begitu lengket.

"Ini mau tidur terus? Bagaimana anak gadis? Ini bayinya udah mandi."

Delisha tahu itu bukan suara yang menyenangkan tapi penuh sindiran, dia sangat mengantuk tapi dengan jantung yang bertalu-talu Delisha memaksa untuk membuka matanya dan melihat tubuh mungil Cheryl digendong Ibu Ayden, wanita itu benar Cheryl sudah mandi.

Jadi siapa yang dia peluk? Delisha hanya bisa menelan ludahnya ketika sadar bukan tubuh mungil Cheryl yang muncul tapi jakun Ayden yang terlihat. Delisha terpaksa duduk walau masih sangat mengantuk.

"Ini bayinya udah mandi, kasih makan dulu. Mama mau ke kantor, itu Ayden bangun, sekolah!" omel Linda.

Delisha menoleh ke arah Ayden yang terlelap. Benar-benar tidurnya seperti kerbau.

Delisha langsung mengambil alih Cheryl yang sudah wangi, Delisha tersenyum dan mencium pipi bayinya. Cheryl adalah segalanya, Cheryl bisa membuat Delisha bisa bertahan hidup hingga sekarang.

"Ayden, bangun!"

Sampai lima kali goncangan, Ayden bangun walau saat membuka matanya dia semakin menenggelamkan wajahnya ke bantal.

"Ayden, bangun! Kebiasaan, tiap hari bangun susah!" teriak Ibu Ayden keluar dari kamar.

Delisha mencolek Ayden bermaksud untuk laki-laki itu bangun, Ayden masih sekolah sedangkan dirinya memang libur karena sudah ujian.

DELISHA (END+LENGKAP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang