CH. 37

2.2K 54 8
                                        

Kehidupan orang tua sangat indentik dengan penyakit. Sebut saja; diabetes, rematik, stroke, hipertensi, penyakit jantung, osteoporosis, obesitas.

"Mami!"

Delisha menunduk melihat anaknya yang menenangkan dirinya. Delisha sedang menemani Oma cuci darah, gadis itu baru tahu jika selama ini Oma cuci darah setiap saat, tapi Oma tak mau menunjukkan pada Delisha tentang penyakitnya.

"Oma," tunjuk Cheryl.

Delisha mengangguk dan mencium Cheryl. Dia mengendong Cheryl yang berada di pangkuannya.

Oma tak bisa lagi rawat jalan, tapi diharuskan rawat inap jadinya Delisha memboyong Cheryl ke rumah sakit.

"Buka, Mami," pinta Cheryl dengan suara kecilnya.

Delisha mengambil jajanan itu menyobeknya dan memberi pada Cheryl agar dia tenang.

Sebenarnya Delisha sedang menunggu Ayden datang ke rumah sakit, tapi cowok itu belum membalas pesannya. Delisha ingin Ayden ada di sini dan menemani dirinya yang sedang bersedih karena kesehatan Oma menurun drastis.

Seperti yang biasa Ayden lakukan saat dirinya berada dalam titik terendah dalam hidup. Oma adalah satu-satunya harapan dan orang tua yang Delisha punya. Oma sakit, artinya Delisha juga sakit.

Proses cuci darah sedang berlangsung. Delisha melihat pesannya.

DelishaM: Kamu lagi sibuk ya☹️☹️. Masih nongkrong sama teman-teman kamu? Kalau udah ke rumah sakit ya🥺🥺🥺. Oma sakit. Ini lagi cuci darah.

Delisha mengirim pesan itu berharap Ayden membalasnya dan langsung bergegas ke rumah sakit. Dia tahu, Ayden adalah orang yang selalu ada untuknya. Laki-laki itu tidak akan membiarkan dirinya bersedih sendirian, Ayden adalah teman yang bisa diandalkan dalam segala hal.

Ayden adalah support system yang luar biasa, hal itu yang mendasari Delisha sangat menyayangi Ayden, Delisha memang ingin break tapi dia berharap di masa depan saat mereka sudah dewasa dan siap, mereka akan menikah bersama.

Delisha sudah sangat mengenal Ayden luar dalam, tentu tak terlalu banyak penyesuaian saat mereka menikah nanti.

Gadis itu menarik napas panjang, jadi membayangkan dirinya di masa depan bersama Ayden dan Cheryl semakin besar. Mereka akan jadi orang tua terbaik buat Cheryl, Cheryl jadi anak yang berbahagia dan Cheryl tidak akan pernah merasakan neraka yang dia rasakan selama ini.

"Mami, habis!"

Delisha menurunkan Cheryl karena merasa kakinya kesemutan. Tubuh Cheryl sudah tidak pantas untuk digendong. Delisha memegang tangan mungil Cheryl dan mencari kantin.

"Cheryl nanti mau tidur di rumah sakit?" tanya Cheryl.

Jika Cheryl tak mau di rumah sakit, Delisha akan menitipkan Cheryl bersama Nira, asisten Oma agar Delisha yang merawat Oma.

"Sama Mami?" tanya Cheryl balik.

Delisha tersenyum dan mengangguk. Cheryl bertepuk tangan senang.

Delisha memborong banyak makanan untuk Cheryl walau harga di kantin rumah sakit lebih mahal daripada yang dijual biasanya.

Memeriksa ponselnya, sudah dibaca pesan itu, tapi Ayden tidak membalasnya. Entah kenapa Ayden tidak pernah seperti ini membuat Delisha punya firasat buruk.

Delisha mencoba menelpon Ayden masuk, tapi langsung ditolak. Perasaan Delisha kian buruk. Ayden tak pernah menolak panggilnya, biasanya dia yang melakukan hal itu. Gadis itu menggigit bibir kuat, ada apa dengan Ayden? Segala pikiran buruk menyerang Delisha dari berbagai sudut, entah kenapa feeling-nya mengatakan jika Ayden tak menginginkan dirinya lagi.

DELISHA (END+LENGKAP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang