♥Math 9 - Saudaranya Cos dan Tan?

176 25 22
                                    

"Ya Allah, gimana nih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah, gimana nih?"

"Ra!"

Aku tersentak. Lantas menoleh cepat ke arah Meher dan Arsel yang tadi menganggilku. Keduanya baru saja dari toilet. Aku yang semula menunggu di luar toilet sekolah pun memutuskan untuk menunggu di kantin koperasi.

Namun, ketika kedua kakiku baru menapaki anak tangga terakhir, aku tak sengaja mendengar percakapan Arsen dan Maher.

Jika ada yang bingung dan bertanya-tanya, juga sempat mengira kalau aku dan Arsen-lah yang sedang bercakap-cakap, maka kalian salah!

‘Terus, kenapa ada kalimat ‘kedua alisku bertautan’? 'Kan seolah-olah, kamu yang lagi ngerespons.

Hm, bagaimana cara menjelaskannya, ya?

Saat itu, alisku benar-benar bertautan, tetapi yang merespons dengan suara adalah Maher--bukan aku.

Omong-omong, ada kalimat Arsen yang membuatku bertanya-tanya.

"… ada suatu kejadian di hidupku, yang akhirnya membuatku menjadi lebih peka."

Kejadian apa?

Dan, mengapa suara Arsen terdengar sedih, saat mengatakannya?

"Kamu ngapain diem aja di sini?" Pertanyaan Meher membuyarkan lamunanku.

"Eh?! Oh, nggak ngapa-ngapain. Tadinya mau nyusul Maher dan Arsen, karena mau ngomongin masalah belajar bareng selanjutnya, tapi …."

"Tapi?"

"Eum, tapi--"

"--Oi, kalo udah tuh, buru balik! Bukan malah ngegosip di tangga!"

Huft.

Untung saja Maher memotong ucapanku. Sebab aku tak ingin membohongi Meher dan Arsel, tetapi juga terlalu ragu untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Siapa juga yang lagi ngegosip?"

Meher berjalan lebih dulu menghampiri Maher dan Arsen yang sedang duduk di kursi kayu, tepat di depan sejenis rak kaca yang di dalamnya terdapat berbagai jajanan dan peralatan sekolah.

"Cewek 'kan biasanya gitu, dikit-dikit ngegosip. Malah kadang, misal si Merah bilang ke Kuning kalo Oren tuh A, eh si Kuning bilang ke Ijo kalo Oren tuh D. Terus akhirnya si Ungu taunya Oren tuh Z."

"Ribet amat penjelasanmu!" balasku, "Lagian gak semua cewek kek gitu, kali. Kalo kalian nyamain semua cewek, kami juga bakal nyamain semua cowok dan jadi setuju-setuju aja pada ucapan para cewek mengenai keburukan kalian."

"Nona Cerewet, kamu kerasukan setan dari mana, jadi tiba-tiba berubah? Eh, salah deh. Maksudku, kamu abis ketemu malaikat maut di mana, sampe tiba-tiba mutusin buat tobat?"

Aku mendelik sebal pada Arsen yang baru saja berucap demikian. "Heh, Tuan Muda Nyebelin! Kalo ngomong tuh jangan yang aneh-aneh, dong! Entar jadi doa terus di-aamiin-in sama malaikat yang lagi patroli, gimana?"

[SYaHS1] LoveMath | SELESAI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang