LoveMath 48 - Tu Me Manques

153 17 21
                                    

-Bintang di pojok kiri bawahnya jangan lupa dipencet, ya!

“Langit tak lagi kelabu,
Netra tak lagi menyendu.
Lalu bagaimana dengan hatimu?
Masihkah kesakitan berusaha mengusir kehadiran namaku?
Tapi satu hal yang mungkin perlu kau tahu;
Aku … merindukanmu.”
📚📌LoveMath📍📊
-fa_mujahiddah11-

”📚📌LoveMath📍📊-fa_mujahiddah11-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"U--Ummi?!"

Ummi menghampiri kami. Menatap kami satu persatu dengan ekspresi yang sulit dijelaskan, juga tangan yang terlipat di depan dada.

"Arsen, jelaskan pada Ummi! Apa yang sedang terjadi?"

Aku menghela napas.

📌📚💯📚📌

"Apa?!" Abi tampak memijit pelipisnya dengan ekspresi kalut yang amat kentara.

"Maaf Mi, Bi, maaf … Arsen baru bisa memberitahukan masalah ini sekarang, pada Ummi dan Abi."

Tanpa diduga, Abi tersenyum tipis dan memandangku hangat. "Gak pa-pa. Abi ngerti, pasti kamu bingung harus gimana--harus bersikap seperti apa, tapi jangan diulangi lagi, ya?"

Aku mengangguk samar.

"Arsen …." Sepasang telapak tangan mengusapi kedua bahuku dengan lembut. "Lain kali kalau ada masalah lagi, sekecil apa pun itu, sampaikan kepada kami ya, Nak?"

"Arsen gak mau menyusahkan Ummi dan Abi lagi, seperti sesaat setelah kematian Maisha." Aku menatap wanita yang telah melahirkanku itu dengan sendu. "Arsen mau berguna Mi, Bi, seenggaknya buat diri Arsen sendiri. Arsen 'kan anak pertama di keluarga ini. Masa kerjaannya menyusahkan dan membebani Ummi dan Abi terus?"

"Arsen, jangan bicara seperti itu! Kamu dan Arsel bukanlah sebuah beban, melainkan amanah yang Allah titipkan untuk Ummi dan Abi!"

"Tapi Arsen jadi ngerasa gak berguna, Bi. Arsen gak bisa seperti anak-anak lainnya yang selalu bisa membahagiakan dan membanggakan kedua orang tuanya. Arsen ini payah sekali …."

Kulihat Abi mendekat padaku, membuat Ummi bergeser sedikit dan memilih merangkul Arsel--yang sejak tadi memilih bungkam.

"Sen …," panggil Abi pelan, "kamu gak perlu jadi seperti anak-anak lain untuk bisa membahagiakan dan membanggakan kami. Bisa memilikimu dan Arsel saja, Ummi dan Abi sudah merasa sangat bahagia dan tentunya bangga.

"Justru Ummi dan Abi-lah yang akan merasa gak berguna, kalau mengurusi kalian saja kami nggak bisa. Kami gak ingin kesalahan kami terulang lagi …."

[SYaHS1] LoveMath | SELESAI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang