"Lagi ngapain, Ra?"
"Lagi meratapi nasib kehidupan--eh, nyari ide maksudnya."
Melihat Arsen menaikkan alis sebelah kirinya, aku memperjelas ucapanku, "Karena sumber ide terbaik adalah pengalaman hidup, jadi aku harus melihat ke belakang dan mengubahnya menjadi ide."
"Mengubahnya menjadi ide? Emang bisa?"
"Bisa, kalo aku."
"Yah, terserah, lah. Aku gak ngerti masalah kayak gini. Coba kalo yang dibahas itu MTK, misal sejarah phi, gitu. Baru deh, otakku bakal nyambung."
Aku merotasi bola mataku malas sambil berdecak kesal. "Ck! Jangan ngomongin MTK, dong! Aku lagi pusing, nih, mikirin nasib ceritaku."
"Kalo pusing, ngapain dilanjut?"
"Karena aku gak mau dan gak akan nyerah gitu aja! Masa aku berhenti, nyerah nulis lagi, cuma gara-gara pusing? Cuma gara-gara ide yang susah muncul?"
Kulihat Arsen bersedekap. "Kalo masalah begini kamu optimis dan semangat banget, ya? Giliran bahas MTK, aja ….
"Dan, Ra, aku juga gak akan nyerah ngajarin kamu MTK, walau kamu pusing atau sampe depresi sekalipun."
"Itu sih kejam namanya! Dasar nggak berperikesahabatan dan nggak berperikeguruan!"
Arsen tergelak.
"Eh, Sen, soal yang tadi … emang sejarah phi tuh, kek gimana?"
"Yailah, Bang, ngapain malah nanyain itu, sih?!"
"Ya bagen, lah. Suka-suka aing. Ngana kalo gak mau denger, ya, diem aja! Pura-pura gak denger, kek, menyibukkan diri, kek."
Arsen yang saat kami sedang sibuk bertengkar tampak berpikir keras pun, akhirnya bersuara, "Tapi, Her, aku taunya dikit, itu pun mungkin udah gak terlalu inget."
"Ya udah, gak pa-pa. Aku juga cuma mau tau aja, hehe."
"Sip deh. Aku mulai, ya--"
"--Bentar, bentar, mau nyiapin buku sama pulpen dulu!"
"Mau dicatet?"
"Ya iya. Nah, udah nih. Lanjut!"
"Jadi, selama beribu-ribu tahun, matematikawan berusaha untuk memperluas pemahaman akan bilangan phi (π). Hal ini kadang-kadang dilakukan dengan menghitung nilai bilangan π hingga keakurasian yang sangat tinggi.
"Pertama, pada abad ke-19 SM Bangsa Babilonia menetapkan bahwa π=25/8=3,125. Kedua, pada abad ke-17 SM, pakar matematika dari Mesir--Ahmes--menghitung π=356/81=3,1605. Ketiga, pada abad ke-9 SM, astronom India--Yajnavalkya--menghitung bahwa π=339/108=3,1389.
"Keempat, pada abad ke-3 SM, Archimedes dari Yunani menyatakan bahwa 3+10/7<π<3+1/7, atau phi (π) itu terletak antara bilangan 3,1408 dan 3,1428. Kelima, pada tahun 263, matematikawan China Liu Hui menghitung bahwa π=3,141014. Keenam, pada abad ke-15, Ghyath ad-din Jamshid Kashani dari Persia telah menghitung nilai π yang akurat sampai 16 digit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SYaHS1] LoveMath | SELESAI✔
Romance[Spiritual-Young adult-Hurt] "Jadi, mau nggak, Ra?" "Enggak! 'Kan masih kecil." "Oh, berarti kalo udah gede, mau nerima?" "Mau, tapi ... dia harus bisa ajarin aku MTK dulu, sampe nilaiku dapet 100 semua." Orang-orang yang mendengar jawabanku tertawa...