“Arutala di netramu,
pancarkan keindahan tiada tara,
tetapi kala sorotnya menyendu, pancarannya pun jadi sarat lara.”
📚📌LoveMath📍📊
-fa_mujahiddah11-"Ish! Kesel! Kesel! Kesel! Kesel deh, kenapa coba aku harus kesel gara-gara yang kemarin? Emangnya aku ini siapa? Eh, tapi aku 'kan sahabatnya! Jadi pantes, lah, kalo kesel! 'Kan aku gak mau kalo dia sampe terjerumus ke dalem dosa besar begitu, tapi ….
"Kok keselnya kayak yang beda, ya? Kalo masalah yang tadi sih, termasuk, tapi … ah, udah, lah! Keseeel!"
"Kalo jalan, tuh, yang fokus dong, Nona Cerewet! Entar jatoh, loh."
Aku berjengit kaget. Lantas menoleh ke arah kanan. "Arsen?! Kok kamu ada di sini?"
"Ya emang gak boleh?"
"Enggak!"
Bukannya pergi, Arsen malah berkata, "Yuk, piket!" ajaknya.
"Kamu duluan aja. Aku ke sananya mau sama Maher dan Meher aj--" Saat aku mengedarkan pandangan, sosok-sosok yang kucari sudah tak ada di dekatku.
"Loh? Kok--"
"--Mereka udah ke kelas duluan," jelas Arsen, "kamu jalannya sambil ngelamun, sih."
Aku pun menatapnya curiga. "Kamu 'kan, yang nyuruh mereka buat ke kelas duluan?!"
"Dih, percaya diri banget, dah! Tapi emang bener, sih, hehe."
Aku berdecak kesal, lalu mempercepat ayunan langkah menuju ruang guru guna melaksanakan tugas piket seperti biasa. Namun, derap langkah--yang tak kalah cepat--yang mengekoriku di belakang membuatku membalikkan badan seketika.
"Eeett!" Arsen langsung menghentikan langkahnya, saat kami sudah berdiri berhadapan dengan jarak satu langkah.
"Jangan berhenti dan balik badan tiba-tiba gitu, dong! Untung aja gak nabrak!" omelnya.
"Nah, yang penting gak nabrak, 'kan?" Aku bersedekap dan menatapnya sengit. "Makanya, kalo mau ngikutin tuh jangan kayak lagi mau nyulik orang, napa!?"
"Terus harus gimana? Aku 'kan mau ngejar langkah kamu!"
"Ya biasa aja 'kan bisa! Dan, ya, jalannya 'kan juga bisa misah. Ngapain sih, harus barengan segala?"
"Tapi 'kan biasanya barengan, Ra--"
"--Buat kali ini nggak! Aku gak mau!"
"Tapi kenapa?"
"Pikir aja sendiri!"
Tanpa mau repot-repot mendengarkan balasan dari Arsen, aku pun kembali lanjut melangkah dan segera memasuki ruang guru.
Sesampainya di sana, aku langsung mengambil barang-barang yang diperlukan untuk piket nanti, yaitu dua buah sapu dan sebuah pengki. Usainya, aku bergegas keluar dari ruang guru tanpa menunggu Arsen terlebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SYaHS1] LoveMath | SELESAI✔
Roman d'amour[Spiritual-Young adult-Hurt] "Jadi, mau nggak, Ra?" "Enggak! 'Kan masih kecil." "Oh, berarti kalo udah gede, mau nerima?" "Mau, tapi ... dia harus bisa ajarin aku MTK dulu, sampe nilaiku dapet 100 semua." Orang-orang yang mendengar jawabanku tertawa...