-Bintang di pojok kiri bawahnya jangan lupa dipencet, ya!
“Tidak semua kesedihan perlu diceritakan,
Tidak semua kemarahan mesti dilepaskan,
Tidak semua perasaan harus disampaikan.”
•·Aby A. Izzuddin·•
📚📌LoveMath📍📊
-fa_mujahiddah11-"Mulai detik ini, kita gak belajar bareng lagi."
Perkataan Mehra kemarin--lebih tepatnya pada hari Sabtu, terngiang-ngiang di kepalaku.
"Kalo kayak gini keadaannya, sih ... kami jadi bener-bener susah buat kumpul bareng. Bahkan setiap kali bertatap muka, pun, rasanya canggung sekali."
Pintu kamarku diketuk seseorang, yang kuketahui pelakunya merupakan Arsel setelah gadis itu berteriak kecil memanggil-manggil namaku.
"Assalamu'alaikum, Sen! Tolong bukain pintunya, dong!"
"Wa'alaikumussalam. Sebentar, Sel!"
Aku yang mulanya sedang merapikan isi tasku sambil tenggelam dalam pikiran, menghentikan aktivitasku sejenak dan membukakan pintu untuk Arsel.
Begitu pintu kamarku ini kubuka, senyuman ceria Arsel menyambut indra penglihatanku.
"Semangat banget, nih, kayaknya?"
"Iya, dong! 'Kan ini pertama kalinya buatku ikut kegiatan Rohis begini!"
Aku mengusap pucuk kepala Arsel yang hari ini tertutupi khimar berwarna lavender. "Barang-barangmu udah siap semua? Aku masih ngerapiin isi tas, nih."
"Udah. Udah kusiapin tepat setelah salat subuh."
Aku terkekeh mendengar suara Arsel yang terdengar sangat semangat dan ceria.
"Syukurlah dia masih bisa tertawa dan ceria, walau masalah masih mendera."
"Tunggu sebentar, ya, aku udah mau selesai kok, siapinnya. Kamu mau nunggu di sini atau di mana?"
"Di sini aja."
Usai tiga kata itu terucap, aku kembali melanjutkan aktivitasku, sedangkan Arsel berdiam diri di balkon kamarku dengan tas ungu pastelnya yang ia taruh di dekat kedua kakinya.
"Sen, katanya para kakak kelas XII bakal ikut acara ini juga, ya?"
"Kalo yang kudenger, sih, gitu. Emang kenapa?"
"Eum, itu ...."
Aku mendongak, menatapnya yang juga tengah menatapku. Ia tampak ragu untuk melanjutkan kalimatnya, sehingga membuatku kembali bertanya, "Kenapa, Sel?"
"Berarti di sana bakal ada Kak Abhi, dong?"
Gerakan tanganku terhenti. "Ya ... emangnya kenapa kalo di sana bakal ada Kak Abhi?"
"Bagiku, sih, gak kenapa-napa, tapi bagimu mungkin berbeda." Terdengar helaan napas yang terembus dengan berat. "Pas hari Jumat itu, 'kan, Kak Abhi sama Mehra kayak yang lagi ngobrol gitu. Auranya juga beda, gak kayak biasanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[SYaHS1] LoveMath | SELESAI✔
Romance[Spiritual-Young adult-Hurt] "Jadi, mau nggak, Ra?" "Enggak! 'Kan masih kecil." "Oh, berarti kalo udah gede, mau nerima?" "Mau, tapi ... dia harus bisa ajarin aku MTK dulu, sampe nilaiku dapet 100 semua." Orang-orang yang mendengar jawabanku tertawa...