♥Math 41 - Mengapa Jadi Begini?

104 15 54
                                    

-Bintang di pojok kiri bawahnya jangan lupa dipencet, ya!

“Dulu kukira semuanya akan baik-baik saja,
akan lebih baik dari sebelumnya,
tetapi ternyata …
kira itu hanya bisa menjadi asa.
Oh Ilahi,
mengapa jadi begini?”
📚📌LoveMath📍📊
-fa_mujahiddah11-

"Beneran Mi, Bi?" tanyaku, dengan raut wajah yang ragu sebab masih tak percaya atas apa yang baru saja kudengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beneran Mi, Bi?" tanyaku, dengan raut wajah yang ragu sebab masih tak percaya atas apa yang baru saja kudengar.

"Iya, bener, Ummi dan Abi memutuskan untuk meninggalkan "dunia" kami," jawab Ummi.

"Gimana denganmu, Sen? Mau ikut berhenti juga?"

Arah pandanganku langsung terjatuh ke lantai berlapis karpet berbulu--yang tengah kupijak. "Ya."

Saat kulirik Ummi, Abi dan Arsel sejenak, mereka tampak terkejut. "Serius, Sen?" tanya Abi, memastikan.

Aku mengangguk yakin. "Iya Bi, serius. Arsen mau fokus sekolah dan ngejar cita-cita Arsen aja. Karena sejak awal, minat dan bakat Arsen emang adanya di dokter, bukan aktor."

"Apa karena itu, kamu menolak project baru dengan Clemira dan memilih rehat?"

Mendengar nama itu disebut, gejolak amarah kembali membuat hatiku memanas.

"Iya," jawabku singkat, "boleh, 'kan?"

"Tentu saja boleh! Kamu 'kan bisa menentukan sendiri, kamu mau menjadi apa. Selama itu nggak buruk, ya, nggak masalah. Kami akan selalu mendukungmu."

"Ummimu benar. Pun, kami gak akan memaksamu menjadi apa yang kami mau. Maka dari itu, berusahalah sebaik mungkin untuk mendapatkan apa yang kamu mau, dan jangan masalahkan apa yang kami mau. Tentunya selama itu tidak buruk, ya."

Aku memandangi mereka satu per satu sambil mengulumkan senyuman tipis. "Terima kasih."

Sungguh, hanya dua kata itu yang mampu kuucap, sebab keadaanku sedang--bisa dibilang--tak baik-baik saja. Namun, aku sengaja diam dan tak mengatakan apa pun pada mereka.

Mengapa?

Tentu karena aku tak ingin membebani mereka.

Ya.

Cukup dulu saja.

"Eum, Mi, Bi, Sel …." Aku beranjak dari tempatku duduk. "Arsen ke kamar dulu, ya?" pamitku.

"Iya," jawab mereka sekenanya.

Aku pun segera melangkah pergi dari sana, setelah sebelumnya menyempatkan diri untuk melihat reaksi mereka.

[SYaHS1] LoveMath | SELESAI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang