"Kesalahpahaman memang persoalan biasa,
tetapi bukan berarti dapat dibiarkan begitu saja."
📚📌LoveMath📍📊
-fa_mujahiddah11-"Jadi, selama ini perasaanku belum terbalas?"
Aku mengambil napas sebanyak-banyaknya, meraup oksigen dengan rakus dan mengembuskannya perlahan.
"Ish, kok gue jadi kek remaja jaman now banget, sih?! Please deh, Ra, jangan bucin!"
"Hueee! Emaaaak, anakmu galau! Galau sama dirinya sendiri yang gak jelas banget gini!"
Seperti biasa, aku berguling-guling di atas tempat tidur. Berguling ke kanan, lalu ke kiri. Dan pada akhirnya memandangi langit-langit kamar sambil memeluk guling atau bantal.
"Abis guling-guling, meluk guling? Kok kata-nya ada yang mirip, ya? EH! Kok gue malah jadi salfok gak jelas gini, dah!"
"Apa aku harus ke psikolog atau psikiater? Aku rasa aku sudah mulai gila, tapi masa calon psikolog konsultasi ke psikolog? Eh, emangnya kenapa? Justru bagus, dong, jadi bisa sekalian belajar? 'Kan bisa jadi bekalku buat di masa depan pas kerja nanti."
"Lah, ini ngomong dewek, pula! Udah gitu, awalnya ngomongin apa, ujung-ujungnya jadi apa. Fix, udah rada-rada nih, gue!"
Lagi-lagi, aku menghela napas.
"Kalo aku ngerasa "sedikit" kecewa gini, pasti alasannya cuma satu. Yaitu ... aku berharap pada manusia!"
"Ish, Mehra mah oon! Udah tau berharap sama manusia--terutama kalo berlebihan--tuh cuma ngehasilin kecewa, eh, malah dilakuin. Eh, nggak, nggak! Mehra tuh pinter! Cerdas! Aamiiin!"
"Ngomong-ngomong, berarti semua sikap yang ditunjukkan Arsen padaku, tuh, cuma karena dia emang baik? Dan mungkin karena dia terbiasa memperlakukan Arsel dengan demikian? Eum ....
"Perasaan aku udah berusaha sekeras mungkin deh, buat gak baper, tapi kenapa rasanya tetep begini? Kenapa aku tetep ngerasa kecewa?
"Apa mungkin ...," Ada jeda selama tiga detik, "aku harus menjauhi Arsen? Tapi--"
"--Itu terlalu susah bagiku. Apalagi kami 'kan bersahabat. Masa tiba-tiba ngejauh? Entar kalo dia bingung, ngerasa bersalah atau semacamnya, gimana? Ini 'kan, bukan salahnya Arsen, tapi salah diriku sendiri!"
"Duh, au ah! Mending nulis diary."
Aku beringsut menuruni tempat tidur. Berjalan sedikit, mengambil diary ber-cover warna biru yang tergeletak di atas rak buku samping meja belajar, dan menduduki bangku yang terletak di belakang meja belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SYaHS1] LoveMath | SELESAI✔
Romance[Spiritual-Young adult-Hurt] "Jadi, mau nggak, Ra?" "Enggak! 'Kan masih kecil." "Oh, berarti kalo udah gede, mau nerima?" "Mau, tapi ... dia harus bisa ajarin aku MTK dulu, sampe nilaiku dapet 100 semua." Orang-orang yang mendengar jawabanku tertawa...