11. ditembak?

13.4K 960 27
                                    

Aileen memandangi rumahnya yang begitu sepi, keningnya berkerut, kemana semua orang? Pikirnya.

Saat memasuki rumah, hanya ada bi Ijah yang menyambutnya.

"Papa sama mama kemana, bi?" Tanya Aileen, matanya tak berhenti melirik kesana-kemari.

"Oh, tuan lagi pergi sama nyonya, katanya ke luar negeri."

"Luar negeri? Dimana?"

"Apa yah tadi, belanja? Belajar? At-"

"Belanda?"

"Nah, iya! Tuan sama nyonya lagi ke Belanda, non." Aileen menghela nafas, ia mengangguk pelan lalu berjalan menuju kamarnya.

Aileen merebahkan tubuhnya di atas kasur, pikirannya menerawang.

Drrttt drrttt

Suara smartphone itu mengalihkan perhatiannya, dengan malas ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas.

Keningnya berkerut kala mendapatkan sebuah pesan dari salah satu orang kepercayaannya.

"Ada yang nantang malam ini, Lo mau apa nggak?"

Aileen berpikir sejenak, mungkin ia bisa melaksanakannya, toh orang tuanya juga sedang tidak ada.

Oke


Aileen menghela nafas, ia memejamkan matanya namun kenangan masa kecilnya muncul! Aileen berdecak sebal, ia meraih jaket yang tersampir di belakang pintu dan pergi keluar rumah.

Entah kemana dia akan pergi, yang jelas ia ingin menenangkan pikirannya dulu.

Motornya terhenti kala melihat sebuah panti asuhan yang terletak di seberang jalan, ia berpikir sejenak lalu mengarahkan motornya menuju panti tersebut.

Baru saja ia ingin masuk, langkahnya terhenti, ia berdecak sebal! Bagaimana mungkin ia datang dengan tangan kosong!

"Astaghfirullah, ya Allah lindungilah hamba dari godaan syaitan yang terkutuk." Ujarnya saat melihat Niger di belakangnya, sedangkan Niger memelototkan matanya.

"Lo pikir gue setan?!"

"Mirip,"

"Mana ada setan seganteng gue!"

Tiba tiba saja, helm yang Niger simpan di atas motornya jatuh membuat tubuh Aileen menegang ditempat.

"Setannya marah Lo bilangin jelek!" Bisik Aileen.

"Tapi, gue gak fitnah! Itu emang bener!"

"Ssstt! Kalo dia denger lagi, bisa-bisa motor Lo yang jatuh!"

"Lo takut hantu?" Tanya Niger setengah meledek

"Nggak!"

"Ngaku aja deh!"

"Nggak!"

Tiba tiba angin berhembus kencang yang mengakibatkan pot yang ditata di teras jatuh.

Aileen yang terkejut refleks memeluk Niger dengan erat, sedangkan Niger terus berdoa semoga beberapa pot pecah lagi!

Aileen yang mendengar gumaman tak jelas Niger langsung tersadar, ia melepaskan pelukannya dan menatap Niger dengan sorot wajah yang sulit diartikan.

CAHAYA dan WARNA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang