Niger mengusap wajahnya dengan kasar, fokusnya terpecah belah karena cincinnya belum ditemukan. Kamera CCTV juga tidak menemukan hal yang mencurigakan karena yang datang ke apartemennya hanyalah Pelangi.
Hari ini adalah hari Senin, itu artinya ada rapat yang akan ia pimpin nanti siang karena Gerald sedang berada di Perancis.
Niger menghela nafas, ia harus bisa membedakan urusan pribadi dan pekerjaan. Ia harus bisa profesional dalam pekerjaannya. Masalah pribadinya tidak boleh mempengaruhi pekerjaannya.
Setelah berkutat dengan berkas selama dua jam, akhirnya Niger bisa bernafas lega. Semuanya sudah dia pelajari dan pahami.
Niger merenggangkan dasinya, masih ada waktu setengah jam sebelum rapat, ia bisa makan siang lebih awal untuk mengisi tenaganya.
Sebelum sempat memesan makanan, Pelangi sudah lebih dulu masuk sambil membawa rantang makanan.
"Ayo makan siang bareng! Aku bawa banyak," seru Pelangi sambil menurunkan satu-persatu rantang dan menatanya di atas meja dekat sofa.
"Kenapa kesini? Ini belum waktu makan siang," ujar Niger.
Pelangi nyengir. "Kangen aja gitu,". Kekehnya. "Ayo makan, ini aku yang buat, loh." ajak Pelangi, Niger menggeleng.
"Kenyang."
Sebenarnya bukan itu alasan Niger, ia lapar hanya saja ia tidak ingin memakan masakan Pelangi. Biasanya jika Pelangi membawa makanan, ia akan membuangnya. Bukannya tidak menghargai, hanya saja Niger ingin masakan kedua yang lidahnya rasakan adalah masakan Aileen. Setelah itu, ia akan memakan apa yang Pelangi buatkan untuknya, hanya setelah ia mencoba masakan dari gadisnya.
Pelangi mendesah kecewa, ia mencoba tersenyum. "Yaudah, aku gak usah makan juga," ujar Pelangi lalu kembali mengemas rantang makanan yang sempat ia tata.
"Mending lo pulang, gue ada meeting siang ini."
Pelangi mengangguk, ia merapikan tasnya lalu berjalan dengan kepala tertunduk. Hatinya sakit, sungguh.
Sebenarnya ia tahu alasan Niger tidak mau memakan masakannya, ia tahu. Ia pernah mendengar saat Niger berbicara pada foto Aileen bahwa akan selalu menjaga perasaannya. Salah satunya dengan tidak memakan masakan gadis manapun termasuk dirinya.
Niger hanya diam melihat Pelangi pergi, ada rasa bersalah saat melihat wajah murung Pelangi. Ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya, disana ada Siska.
"Klien dari Perancis sudah datang, pak. Sekarang sudah berada di ruang meeting," ujar Siska hormat.
Niger mengerutkan keningnya, ia melirik jam tangannya. "Bukannya rapat masih dua puluh menit lagi?"
Siksa tersenyum. "Klien bilang ada urusan penting, ia harus segera bergegas."
Niger menghela nafas lalu mengangguk. "Siapkan semua berkasnya," ujar Niger.
*****
Sejak lima menit yang lalu, Niger hanya terdiam di depan pintu. Kakinya mendadak tidak bisa bergerak saat melihat siapa salah satu klien yang akan melakukan meeting dengannya.
"Pak?" Panggil Siska yang berhasil menyandarkan Niger. "Meeting harus segera dimulai," ujarnya.
Niger menghela nafas lalu mengangguk. Dengan penuh wibawa dan wajah mengintimidasi miliknya, ia memaparkan semuanya.
Akan ada proyek yang dibangun di Bandung, sebuah hotel yang cukup besar.
Para klien dibuat kagum oleh penjelasan Niger, meskipun singkat tapi tetap gampang untuk dipahami.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA dan WARNA [COMPLETED]
Teen FictionCover by @haecanting Buruan baca sebelum part di hapus! 🚫JIKA INGIN HEBAT, JANGAN JADI SEORANG PLAGIAT!🚫 [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] PROSES REVISI! rank 1 #badboy Rank 1 #baper Rank 1 # sma Rank 1 #inlove Rank 1 #queenracing Rank 1 #aileen Rank 1...