Ada yang udah nunggu? WkwkBtw gimana sama tugas-tugasnya? Udah kelas belom?
Sebelum membaca, kasih vote dlu dong:)
Yaudah sih itu aja, selamat membaca.
****
5 tahun kemudian.
Niger membuktikan ucapannya, pemuda itu merubah semuanya agar bisa terlihat pantas. Ia belajar dengan tekun dan rajin selama bertahun-tahun lamanya, ia mengambil jurusan manajemen di universitas yang ada di Jerman, dan sekarang dia adalah calon penerus perusahaan milik Gerald.
Dengan balutan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna putih, Niger berjalan di lobby Sadawa's groups sambil menenteng tas kerjanya. Wajah tampan itu tidak memiliki ekspresi apapun selain datar, mata tajam itu menatap fokus ke depan, mengabaikan tatapan memuja dari para kaum hawa yang ia lewati.
Niger dan pesonanya memang luar biasa.
"Selamat pagi pak, saya Siska sekretaris bapak," ujar seorang wanita yang sepertinya seumuran dengan Niger.
Niger berjalan begitu saja, mengabaikan Siska yang memasang raut wajah kecewa karena di abaikan. Selama ini, ia terbiasa pada pemuda yang mengejarnya.
Niger duduk di kursi kebesarannya, menatap kota Jakarta yang nampak sangat padat. Pemuda itu menghela nafas lalu mengeluarkan sebuah bingkai foto dari dalam tasnya dan menatanya di atas meja. Senyum kecil terbit di wajahnya, ini fotonya bersama Aileen.
Setiap ada kesempatan keluar negeri, Niger pasti menyempatkan diri untuk mencari Aileen, sayang ia tidak pernah mendengar kabar gadis itu lagi. Sunggu ia benar-benar merindukan Aileen, cahayanya.
Ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya, "masuk!" ujarnya datar.
Siska masuk sambil membawa beberapa berkas ditangannya. "Berkas ini akan di bahas pada rapat besok, pak Gerald menyuruh saya membawanya kepada bapak," ujar Siska dengan senyum menggoda, saat meletakkan berkas itu di meja, dengan sengaja ia mencondongkan tubuhnya agar belahan dadanya terlihat.
"Bawa kemari para karyawan yang berpotensi tinggi bisa menjadi sekretaris," ujar Niger tanpa memandang Siska, tatapannya fokus pada berkas-berkas yang ada di depannya.
Siska mengerutkan keningnya. "Untuk apa pak?"
Niger mendongak, menatap tepat pada manik mata Siska dengan lekat hingga membuat wanita itu salah tingkah. "Saya butuh sekretaris, bukan jalang," ujarnya datar lalu kembali fokus pada berkas yang harus ia pelajari.
Siska menunduk, ia pikir bosnya akan luluh jika di berikan hal seperti itu. "Maaf, pak," ujar Siska lalu beranjak pergi.
Karena terlalu sibuk membaca dokumen, Niger sampai lupa waktu, ia terlalu sibuk membaca dokumen hingga tak sadar bahwa sekarang sudah waktunya makan siang.
Baru saja ia ingin memesan makanan, pintu terbuka. Niger baru saja ingin memarahi karyawan bodoh yang tidak tahu etika mengetuk pintu jika saja sang pelaku tidak menampakkan kepalanya.
"Aku bawa makanan buat kamu!" Pelangi menaruh sekotak makanan lengkap dengan minumnya di atas meja lalu duduk di sofa yang ada di dekat jendela.
Niger merenggangkan dasinya, ia melepaskan jasnya lalu ikut duduk bersama Pelangi. "Kenapa gak ngabarin mau dateng?" tanya Niger, Pelangi nyengir lucu yang membuat Niger mendengus.
"Pasti kamu lupa makan, makanya aku bawain. Lagian kamu itu harusnya ngurusin diri kamu juga! Bukan cuma kerjaan yang diurusin!" omel Pelangi. Niger memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA dan WARNA [COMPLETED]
Teen FictionCover by @haecanting Buruan baca sebelum part di hapus! 🚫JIKA INGIN HEBAT, JANGAN JADI SEORANG PLAGIAT!🚫 [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] PROSES REVISI! rank 1 #badboy Rank 1 #baper Rank 1 # sma Rank 1 #inlove Rank 1 #queenracing Rank 1 #aileen Rank 1...