Vote dulu yah, baru baca, biar authornya srekk gitu:v
Sudah vote?
Oke langsung baca ajaa❤️
Happy reading my readers ❤️
***
Aileen berjalan dengan anggun di lobby Aldevaro company. Ia tersenyum saat beberapa orang menyapanya, ia memang sudah sering kesini.
Gadis dengan high heels setinggi 5 cm itu memegang sebuah kertas berpita yang sangat cantik. Aileen memasuki lift, lagi ia tersenyum ramah saat para karyawan kantor seperti segan padanya.
Setelah sampai di lantai nomor 23, Aileen langsung memasuki satu-satunya ruangan yang ada di sana. Tanpa mengetuk pintu ia langsung menerobos masuk. Membuat si empunya ruangan berdecak kesal.
"Gak di ajarin sopan santun yah?!" ujar orang itu sengit, ia memandang Aileen sinis. Yang dipandang malah cengengesan.
Tanpa rasa takut sedikitpun, Aileen melempar kertas berpita tadi di meja orang itu. Lalu Aileen duduk di sofa yang menghadap langsung ke bawah.
"Undangan?" Aileen mengangguk tanpa menatap orang itu, ia masih sibuk mengamati kota Jakarta yang selalu saja padat.
"Lo sama Niger mau nikah?" tanya Bara, ia mengerutkan keningnya. "Kok gue gak tau?"
Aileen nyengir. "Sengaja, biar surprise."
"Terus, lo kesini cuma bawa undangan doang? Tanpa di undang gue juga bakal dateng."
Aileen mendengus geli. "Iya tau, tapi karena aku menghargai apa itu tamu, jadi aku ngasih itu."
Bara berdecak, ia menyimpan kembali undangan itu di meja. "Terus sekarang mau pulang? Mau gue anter atau gak?"
Aileen menggeleng. "Aku mau ke kantor polisi dulu."
Bara mengerutkan keningnya. "Mau ngapain? Ngajak polisinya ngopi?"
Aileen terkekeh geli lalu menggeleng. "Mau ketemu mantan sahabat," ujarnya lalu berdiri. "Dadah Bara!"
Bara hanya bisa menghela nafas sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah Aileen, padahal gadis itu sebentar lagi akan menyandang status sebagai seorang istri.
Aileen berjalan keluar kantor sambil bersenandung kecil, ia menyetop taksi dan meminta agar di antar ke kantor polisi.
Tanpa takut sedikitpun, Aileen berjalan memasuki kantor polisi, bertanya pada polisi yang sedang berpapasan dengannya. "Permisi pak, mau nanya. Pelaku penembakan di royal hotel sebulan yang lalu atas nama Pelangi Anastasia, apa saya bisa menemuinya?"
Polisi tersebut mengerutkan keningnya, ia menatap Aileen dari atas sampai bawah. "Dia sudah bebas." Jawab polisi.
Aileen ternganga, ia menatap polisi itu tidak percaya. Oh iya, dia melupakan sesuatu. Tentu saja Pelangi bisa bebas dengan jaminan, apalagi kekayaan Pelangi sangatlah banyak.
Karena tidak dapat menjumpai mantan sahabatnya di sini, Aileen memutuskan untuk pergi ke kantor Niger, mengganggu pemuda itu sesekali mungkin tidak apa, lagipula ia penasaran bagaimana ruangan calon suaminya itu, dia belum pernah masuk ke sana.
Aileen memasuki lobby Sadawa's groups dengan gugup, bagaimana tidak? Hampir seluruh karyawan melihatnya. Karena Aileen belum tahu dimana ruangan sang calon suami, jadi ia akan bertanya terlebih dahulu kepada resepsionis.
"Permisi mbak, ruangan tuan muda Sadawa ada dimana yah?" tanya Aileen.
Mbak-mbak resepsionis itu mengerutkan keningnya, ia menatap Aileen dari atas sampai bawah. Aneh, pikirnya. "Anda siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA dan WARNA [COMPLETED]
Teen FictionCover by @haecanting Buruan baca sebelum part di hapus! 🚫JIKA INGIN HEBAT, JANGAN JADI SEORANG PLAGIAT!🚫 [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] PROSES REVISI! rank 1 #badboy Rank 1 #baper Rank 1 # sma Rank 1 #inlove Rank 1 #queenracing Rank 1 #aileen Rank 1...