25. Pelangi

8.6K 628 26
                                    

Happy reading guys 🖤

Cahaya 🌝dan warna 🌈

*

*****

Pagi harinya, Niger datang ke rumah Aileen. Pemuda itu bahkan datang satu jam lebih cepat dari yang dikatakan oleh Fania.

Niger berdehem sebentar lalu memperbaiki rambutnya sambil menatap pantulan dirinya sendiri di kaca spion motornya.

Tanpa ia sadari, Aileen memperhatikannya dengan seksama dari balkon kamarnya, gadis itu bertopang dagu, senyumnya terangkat ketika melihat Niger yang sedang latihan, samar-samar ia dapat mendengar apa yang Niger katakan.

"Selamat pagi ibu mertua," ujar Niger dengan senyum manisnya.

"Eh, kan belum jadi mertua." ralat Niger. Pemuda itu menggeleng.

"Selamat pagi tante cantik," Niger menggeleng lagi. "ntar kalo tante Fania malah suka sama gue kan berabe."

Aileen tertawa kecil, ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja dan mengirim pesan pada Niger.

Drrrt.... drrt.....

Niger merogoh saku celana jeans-nya, mengambil benda pipih itu, ada pesan dari Aileen.

Calon istri❤️

Gk ush ltihan. Mama bakal nerima kamu apa adanya:)

Gpp, ini tuh gmbalan spaya bisa ngapelin kmu smbil tnggu tante Fania selesai

Masuk sana!

Niger tertawa kecil, pemuda itu mendongak, menatap Aileen yang tengah bersedekap dada. Niger mengangkat sebelah tangannya, menyilang kan jari telunjuk dan jempol.

"Saranghae," ujar Niger.

Aileen terkekeh geli, ia juga mengangkat sebelah tangannya lalu mengacungkan jari tengahnya membuat Niger mendengus kesal. Aileen tertawa keras lalu memberikan Niger aba-aba untuk masuk ke rumah.

Niger memencet bel rumah, menunggu Fania membukanya. Tak berselang lama seseorang membuka pintu, Niger tersenyum saat melihatnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, calon mertua." Niger mengambil tangan kanan Fania lalu menyalaminya. Fania terkekeh geli, ia menggelengkan kepalanya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh calon mantu, ayo masuk."

Niger melangkah di belakang Fania, saat ia melihat Karel yang tengah baca koran, dengan cepat Niger menghampirinya dan menyalaminya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh calon papa mertua." sapa Niger, Karel tertawa.

"Waalaikumussalam, kapan dateng?"

"Baru aja, om." Niger duduk di kursi berhadapan dengan Karel.

Karel manggut-manggut saja, ia kembali membaca koran dengan tenang. Sedangkan Niger melirik kesana-kemari, ia berdehem kecil lalu bertanya pada Karel.

"Om, Aileen dimana?" pertanyaan bodoh! Sudah jelas dirinya tadi bertemu Aileen diluar.

"Di kamarnya mungkin." Niger mengangguk pelan, ia mulai gelisah ditempatnya, Karel menyadari itu, ia tertawa kecil.

CAHAYA dan WARNA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang