29. pertunangan.

8.1K 570 69
                                    


..

Aileen mengusap wajahnya dengan kasar, smartphonenya berdering sejak tadi hingga membuatnya terpaksa membuka mata. Entah sudah jam berapa sekarang ini.

Dengan setengah hati, Aileen mengambil ponselnya yang ada di atas nakas, matanya mengerjap beberapa kali sambil memfokuskan pandangannya, seketika matanya membulat sempurna saat melihat nama ayahnya yang ada di sana.

Aileen meringis kecil, ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Ia menggeser ikon berwarna hijau itu untuk menerima panggilan.

"Assalamualaikum, pa."

"Kamu dimana? Ini udah jam sembilan, kamu gak lupakan kalau ntar malem kamu tunangan?"

Aileen meringis pelan, Karel bahkan lupa menjawab salamnya. "waalaikumussalam, maaf pa. Aku kesana sekarang."

"Yasudah, jangan lama-lama, Mama sudah ngomel-ngomel dari tadi."

Tutt.

Aileen langsung berlari menuju kamar mandi, dan dalam waktu 20 menit, gadis itu sudah siap dan langsung meluncur menuju ke rumahnya. Maklum, Aileen tidak seperti kebanyakan perempuan yang suka menghabiskan waktu untuk berlama-lama di kamar mandi.

Aileen menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya, perlahan ia melangkah masuk, membuka pintu, saat dirasa sepi, Aileen kembali menutup pintu dan berencana ingin mengendap-endap menuju kamarnya.

"Pagi, sayang." Aileen meringis pelan saat mendengar suara ibunya yang dihaluskan.

"Pa- pagi, Ma."

"Coba sekarang kamu liat jam, udah jam berapa?"

Aileen nyengir. "Jam setengah sepuluh, Ma."

"Terus kenapa baru pulang!"

"Maaf, Ma. Semalem begadang terus jadi bangunnya kesiangan."

"Yasudah, sekarang kamu siap-siap! Kita bakal ke salon!"

"Hah?!"

"Udah sana, gak pake lama! Mama dan Tante Aleena yang ngawal kamu," ujar Fania.

"Kenapa mesti manggil Tante Aleena, sih?"

"Biar kamu gak kabur, pasti kamu gak bakal berani didepan calon mertua kamu!"

"Mama kan tau, aku gak suka tentang salon dan antek-anteknya," ujar Aileen dengan muka memelas.

"Aish anak ini, ayo cepetan. Lagian kamu nyalon itu buat hari spesial, pokoknya kamu itu harus yang paling bersinar di antara para tamu yang ada! Mama gak mau yah kalo sampai tamu kita lebih kinclong dari pada yang punya pesta!" ujar Fania panjang lebar, Aileen mengerjap polos lalu menggelengkan kepalanya.

"Mama ....," Aileen menunjukkan raut wajah memelas yang di abaikan oleh Fania.

"Lima belas menit lagi kita berangkat, jangan kelamaan! Mama tunggu di mobil."

Aileen hanya bisa mendesah pasrah, ia melangkah menuju ke kamarnya untuk berganti pakaian, setelah siap ia langsung berlari keluar karena suara ibunya sudah menggema.

***

Setelah segala ritual-ritual yang menurut Aileen aneh, akhirnya ia bisa menghirup udara bebas karena telah kuat dari tempat terkutuk bernama salon itu.

Aileen menghela nafas, Mama dan Tante Aleena masih berada di dalam, dan dia tidak mungkin menggunakan mobil. Aileen berpikir sebentar, lalu menjetikkan jarinya. Ia akan meminta Niger untuk menjemputnya.

Keningnya berkerut melihat tiga pesan dari Niger, terlebih saat melihat pesan itu dikirim semalam dan baru saja Aileen baca siang ini. Dengan cepat Aileen membuka pesan itu dan membacanya, ia berpikir sebentar, apa maksud dari pesan ini?

CAHAYA dan WARNA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang