31. kecelakaan

9K 629 27
                                    

Sudah terhitung lima hari Pelangi menjadi siswa di SMA matahari, namun kedekatannya dengan Niger semakin terlihat membuat Aileen harus menahan kesal setiap hari.

Hari Jumat pagi ini, Aileen sudah siap dengan seragamnya, ia memaksa Niger untuk mengantarnya hari ini, ia sudah cukup menahan kekesalannya pada Pelangi yang terus saja modus minta di antar oleh Niger, padahal gadis itu bisa mengendarai mobil.

Aileen duduk di teras rumahnya, kedua orangtuanya sudah pergi ke kantor karena Karel ada meeting penting pagi ini. Sambil menunggu Niger datang, ia bersenandung kecil.

Tak berselang lama, Niger muncul dengan motor besarnya, Aileen langsung meraih tasnya yang berada di atas meja lalu melangkah riang menuju Niger.

"Lama?" tanya Niger saat Aileen berdiri di sampingnya.

"Nggak," jawab Aileen sambil memakai helm yang tadi Niger berikan. "nanti sore jadi kan?" tanya Aileen, sekarang gadis itu sudah berada di atas motor besar Niger.

"Iya," jawab Niger.

Sore ini mereka memang berencana untuk berbelanja pakaian couple untuk menghadiri pesta yang diadakan oleh Sekolah, sebenarnya pesta ini dikhususkan untuk anak kelas XII, namun karena dari bujukan para playboy kelas kakap di sekolah ini, maka yang memiliki pasangan atau yang ingin mengajak teman lawan jenisnya bisa ikut serta dalam pesta asalkan masih murid SMA matahari.

Sekitar setengah jam, mereka sampai di parkiran SMA matahari, Niger langsung memarkirkan motornya di parkiran tempat ia bisa menaruh motornya, bertepatan dengan itu, Pelangi masuk, gadis itu berjalan tertatih sambil berpegangan pada benteng yang ada di sampingnya.

Dengan raut wajah panik, Niger menghampiri Pelangi, memeriksa kaki gadis itu dengan teliti, terdapat lebam di lututnya yang terlihat sangat jelas karena roknya berada di atas lutut.

"Ini kenapa bisa luka?" tanya Niger, Pelangi mengerjap beberapa kali lalu menatap Aileen yang masih berdiri di samping motor Niger.

"Jatuh," jawab Pelangi pelan, Niger langsung menggendong Pelangi karena gadis itu terlihat kesakitan.

"Lumi, kamu hari ini ke kelas sendirian aja, yah. Aku harus nganter Pelangi ke UKS," ujar Niger saat berpapasan dengan Aileen.

Aileen tersenyum kecil, "Iya," jawabnya. Setelah mendengar jawaban itu, Niger berjalan lebih dulu, meninggalkan Aileen yang masih berdiri di parkiran.

Sebelum berbelok di koridor, Pelangi sempat menoleh pada Aileen lalu menampilkan sebuah senyum, senyum yang menyebalkan.

Aileen berdecih, ia tahu luka itu palsu, apa Niger tidak bisa membedakan luka palsu dan asli?! Mengapa semudah itu untuk dibodohi!

Dengan perasaan jengkel Aileen pergi ke kelasnya sendirian, tidak ada Niger yang menemaninya.

"Tumben gak bareng ama doi, berantem ya?" tanya Bella saat Aileen duduk di kursinya.

"Lagi ngurusin si nenek lampir!" ketus Aileen, ia menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan berbantal tangan yang dilipat.

Bella tidak bertanya lagi, ia tahu Aileen sangat kesal pada Pelangi, namun Aileen menahan diri karen masih menganggap Pelangi sebagai sahabat niger. Sejujurnya ia juga kesal pada Pelangi, gadis itu seperti mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan alasan sahabat.

Sepanjang hari disekolah ini Aileen jalani dengan rasa kesal yang menggunung, Niger tidak mengirim pesan padanya, bahkan pemuda itu harus menyuruh Sagara dan Calvin untuk mengantar beberapa cemilan untuknya ke kelas.

"Lumi, kamu pulang sendiri hari ini gapapa kan?" tanya Niger, Aileen menoleh pada Pelangi yang masih berada dalam gendongan Niger, saat ini mereka bertiga sedang berada di parkiran.

"Kamu itu pergi bareng sama aku! Harusnya kamu nganter aku dulu baru dia!" ujar Aileen kesal, ia sudah cukup sabar sepanjang hari ini.

"Lumi, Pelangi lagi sakit," ujar Niger lembut, mencoba melunakkan Aileen yang sepertinya sedang berapi-api.

"Luka ini palsu!" teriak Aileen, ia menyentuh lutut Pelangi dan menekannya hingga Pelangi meringis kesakitan.

"Aileen!" Bentak Niger, Aileen menoleh kaget, senyum sinis terbit diwajahnya.

Niger menghela nafas, ia memejamkan matanya sebentar. "Sayang, cuma hari ini, Pelangi lagi sakit, kalo kamu mau pulang sama aku, kamu tungguin aku disini," ujar Niger lembut, Aileen mendengus kesal lalu pergi begitu saja.

Lagi kekesalannya bertambah karena Niger melewatinya begitu saja, dibelakangnya ada Pelangi, gadis itu tersenyum remeh pada Aileen sambil mengusap bekas luka di lututnya yang mulai memudar. Iyalah pudar! Orang lukanya palsu!

"Gue doain nyungsep lo ke got!" Sumpah Aileen untuk Pelangi, saat ini ia sedang berada di pinggir jalan karena jarak Sekolahnya dengan jalan raya cukup jauh hingga akan sulit mencari taksi jika  bukan dirinya yang keluar untuk menyetopnya.

"Mana panas banget lagi," keluh Aileen sembari mengibaskan tangannya di depan leher, ia kembali melanjutkan perjalanan karena sekitar seratus meter lagi, ia akan sampai di persimpangan jalan, namun langkahnya terhenti saat sebuah motor menghadang jalannya, ralat, motornya benar-benar banyak.

"Siapa lo?" tanya Aileen dengan suara keras

Seseorang membuka helmnya, ia tersenyum sinis, "Queen racing, right?" tanyanya.

Aileen melebarkan matanya, ia langsung mundur beberapa langkah, "Maksud lo apa?!" tanya Aileen tegas, tidak ada nada takut sedikitpun disana.

Orang itu melempar sebuah amplop ke aspal hingga isinya berceceran, Aileen tercengang melihat foto saat ia menukar dirinya dengan Risa, gadis itu queen racing palsu yang ia gunakan untuk menutupi identitasnya seminggu yang lalu.

"See? Lo gak bisa ngelak lagi!" ujarnya keras sambil tertawa.

Aileen menggigit bibir bawahnya, ia melirik kesana-kemari, banyak siswa yang memperhatikannya.

"Lo gak bakalan bisa selamet lagi, Aileen," ujarnya lagi lalu turun dari motornya, sepertinya pemuda itu adalah pemimpin dari gerombolan ini.

Aileen memundurkan langkahnya saat pemuda itu maju, kepalanya menggeleng pelan, ia jadi takut sekarang, bagaimanapun, kelima cowok didepannya ini bukanlah tandingannya jika bertarung.

Langkah Aileen terhenti saat pemuda itu mencengkeram erat pergelangan tangannya, Aileen mendongak, matanya menatap tajam pemuda di depannya yang sedang menyeringai.

Aileen menghela nafas, lalu menendang benda pusaka milik pemuda itu dengan sekuat tenaga hingga pemuda itu melepaskan cengkraman tangannya.

Dengan kekuatan ekstra, Aileen berlari menuju jalan raya, ia harus segera mendapatkan taksi atau paling tidak mendapatkan angkot agar bisa pulang.

"Woi!!" masih dengan keadaan berlari, Aileen menoleh, matanya membulat saat teman-teman dari pemuda itu mengejarnya. Suara klakson mobil mengalihkan perhatiannya, Aileen kembali menoleh ke depan saat sebuah mobil sedan melintas dengan cepat.

Citttt

Duggg

Suara rem berdecit terdengar sia-sia, tubuh Aileen terhempas beberapa meter dari mobil itu, tubuhnya bersimbah darah. Semua orang yang ada disana terdiam, mata-mata itu terbelalak kaget karena bunyi benturan itu sangat keras.

Aileen meringis, seluruh tubuhnya terasa benar-benar sakit terlebih di bagian kepalanya, pandangannya mulai buram. Ia memikirkan Niger, pemuda itu pasti akan merasa sangat bersalah padanya karena membentaknya, samar-samar ia dapat mendengar suara teriakan yang menyerukan namanya sebelum akhirnya semua menjadi gelap.

****

Follow ignya

@niger_grly
@aileen.aurabbey
@hidayahainun23

Happy eid Al Mubarak semuaa❤️

Mohon maaf lahir batin yahh😍❤️

Dan makasih buat kalian yang setia ikutin ceritanya Gerleen couple ❤️

See you next chapter....

CAHAYA dan WARNA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang